"Beberapa hari lalu sebelum kita dirikan dapur umum pengungsi selalu makan mie instan. Oleh karena itu, kita coba dirikan dapur umum ini untuk memperbaiki pola makan para pengungsi
Lampung Selatan, 26/12 (ANTARA News) - Dua posko sukarelawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendirikan dua dapur umum melayani 800 porsi makanan setiap hari untuk korban bencana tsunami di pesisir Dermaga Bom, Way Panas, dan Dusun Maja Jalan Pantai Pesisir, Desa Way Panas Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

"Kita mendirikan dua posko dan dua dapur umum untuk membantu korban yang mengungsi. Dalam sehari dua posko memasak makanan untuk warga sebanyak 800 porsi makanan," kata sukarelawan ACT, Ade Irawan di Lampung Selatan, Rabu.

Ade menjelaskan, pihaknya mendirikan dapur umum dengan tujuan agar warga yang berada di pengungsian dapat menikmati makanan layak demi menjaga kesehatan pengungsi, terutama anak-anak.

"Beberapa hari lalu sebelum kita dirikan dapur umum pengungsi selalu makan mie instan. Oleh karena itu, kita coba dirikan dapur umum ini untuk memperbaiki pola makan para pengungsi," katanya.

Bersama relawan ACT lainnya, organisasi itu mempunyai program untuk memasak rendang sapi untuk para pengungsi. Dalam program tersebut pihaknya membutuhkan bantuan dana sebesar Rp25 juta.

"Kita mempunyai ratusan orang di tiga dusun yang warga mengungsi. Kita juga berharap kepada sukarelawan lainnya untuk membantu program kita, dan kalau bisa untuk bantuan mie dialihkan saja berupa abon," kata dia.

Pascabencana tsunami tersebut, korban di Dusun Way Panas mencapai sebanyak 198 orang dan satu orang di antaranya meninggal dunia.

Ia mengatakan pihaknya telah menerima bantuan berupa obat-obatan perawatan luka dari pemerintah daerah setempat dan para sukarelawan.

"Kita fokuskan obat-obatan luka, karena korban bencana tsunami banyak yang mengalami luka. Kita juga telah siapkan sebanyak 50 relawan ACT untuk membantu korban," demikian Ade Irawan.


Baca juga: Tim ACT turun ke sejumlah titik lokasi tsunami

Baca juga: KAI Divre IV salurkan bantuan korban tsunami di Lampung Selatan

Pewarta: Hisar Sitanggang dan Damiri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018