Bandarlampung, Provinsi Lampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, masih mengalami gempa tremor menerus dan mengeluarkan asap hitam tebal serta awan panas ke area sekitarnya menurut hasil pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Rabu (26/12) sampai Kamis dini hari.

Data dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).

Menurut siaran pers berisi laporan Windi Cahya Untung, Staf PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, selama periode pengamatan 26 Desember pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, asap tebal hitam juga terlihat dengan tinggi 200 sampai 500 meter di atas puncak kawah.

Petugas juga mengamati awan panas bergerak ke arah Selatan dan mencapai lautan, serta mendengar suara dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Selama pengamatan, gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut itu diliputi mendung dan hujan, dengan angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah utara, timur laut, dan timur.

Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini masuk dikategorikan masuk Level II (Waspada), di mana warga maupun wisatawan tidak boleh mendekati area dalam radius dua kilometer dari kawah.

Baca juga:
BMKG: Gunung Anak Krakatau masih berpotensi longsor
BMKG: longsoran Gunung Anak Krakatau sebabkan tsunami

 

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018