Selama ini kalau kita ekspor barang-barang dari Surabaya bisa 29 hari. Kalau lewat Kaltim hanya sembilan hari bisa sampai
Jakarta (ANTARA News) -  Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor memastikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan siap diresmikan pada awal 2019, setelah tidak ada lagi persoalan status lahan atau tata ruang yang mengganjal.

"Pada awal 2019, Januari-Februari sudah bisa diresmikan Presiden," kata Isran seusai mengikuti rapat koordinasi membahas persiapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis.

Isran mengatakan penegasan status lahan atau tata ruang ini telah disiapkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar investor tidak ragu untuk menanamkan modal di wilayah yang direncanakan menjadi tempat pengembangan industri berbasis kelapa sawit atau pengolahan kayu.

"Investor banyak yang mau, cuma memang kemarin persoalan status belum resmi. Macam-macam industrinya seperti pengolahan CPO ke hilir," katanya.

Selain itu, ia juga memastikan kehadiran KEK yang telah ditetapkan sejak Oktober 2014 ini bisa memotong waktu maupun biaya logisitik menjadi lebih cepat dan efisien untuk ekspor barang ke wilayah Asia Timur seperti China atau Korea Selatan.

"Kalau kita ekspor langsung dari situ, ke utara, seperti ke Shanghai atau Korea, itu jauh lebih pendek waktunya. Selama ini kalau kita ekspor barang-barang dari Surabaya bisa 29 hari. Kalau lewat Kaltim hanya sembilan hari bisa sampai," ujarnya.

KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan yang terletak di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mempunyai total luas area sebesar 557,34 hektare, dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014.

Kawasan yang mempunyai keunggulan sumber daya alam ini didukung dengan posisi geostrategis yaitu terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional.

KEK yang terletak diantara Selat Makassar ini juga berada dalam posisi yang strategis karena dilewati jalur regional lintas trans Kalimantan serta transportasi penyeberangan ferry Tarakan-Tolitoli dan Balikpapan-Mamuju. 

Hingga 2025, KEK ini ditargetkan dapat menarik investasi sebesar Rp34,3 triliun dan meningkatkan PDRB Kutai Timur hingga Rp4,67 triliun per tahun.

Baca juga: Mengoptimalkan kawasan ekonomi khusus untuk rayu investor
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018