Dengan 'scripless' jadi lebih 'tradeable' daripada bentuk warkat hanya disimpan saja
Jakarta, (ANTARA News) - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sedang mengkaji untuk mendorong pemilik saham yang masih dalam bentuk warkat atau fisik untuk mengkonversi menjadi digital (scripless).

Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Kamis mengatakan dengan mengkonversi saham menjadi bentuk scripless maka dapat mendorong aktivitas transaksi di pasar saham meningkat. "Dengan 'scripless' jadi lebih 'tradeable' daripada bentuk warkat hanya disimpan saja," ujarnya.

Ia mengemukakan total nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai sekitar Rp6.947 triliun, sementara yang tersimpan di KSEI sebesar Rp4.149 triliun.
"Jadi masih cukup banyak aset saham yang bentuknya warkat atau fisik, terutama dipegang oleh pendiri perusahaan," paparnya.

Untuk menerapkan kebijakan itu, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, pihaknya juga akan melakukan konsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
"Kami harap kajiannya rampung pada semester I 2019 dan kebijakan itu akan dikonsultasikan kepada OJK," katanya.

Terkait jumlah investor, Friderica Widyasari Dewi mengemukakan, pada 2018 ini mengalami pertumbuhan sekitar 44 persen menjadi 1,62 juta single investor identification (SID).
"Diharapkan pada 2019 pertumbuhannya minimal sama dengan 2018," kata Kiki demikian ia biasa disapa.

Ia memaparkan jumlah investor saham dan reksa dana saat ini cukup seimbang, namun pertumbuhan investor reksa dana relatif lebih cepat.
"Pertumbuhan investor reksa dana juga sejalan dengan pertumbuhan investor usia muda. Investor pemula kan juga disarankan untuk masuk reksa dana, karena lebih aman," katanya. 

Baca juga: KSEI berencana perluas pengelolaan dana tabungan perumahan
Baca juga: KSEI luncurkan C-BEST Next-G dorong industri pasar modal

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018