Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan menyebut teknologi keselamatan reaktor mengalami perkembangan mengantisipasi berbagai jenis kemungkinan kecelakaan yang dapat membahayakan pekerja, masyarakat dan lingkungan. 

Anhar dalam orasi pengukuhannya sebagai Profesor Riset di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta, Kamis, mengatakan seiring dengan berjalannya waktu dan belajar dari pengalaman terhadap kecelakaan nuklir yang pernah terjadi, teknologi keselamatan reaktor  mengalami perkembangan. 

Faktor keselamatan dalam mengoperasikan fasilitas nuklir khususnya reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi hal utama sehingga desain reaktor nuklir harus mengedepankan faktor keselamatan dengan berbagai jenis kemungkinan terjadinya kecelakaan. 

Menurut Anhar, kondisi kecelakaan dalam pengoperasian reaktor dibedakan menjadi dua yakni kecelakaan dasar desain dan kecelakaan parah. 

“Kecelakaan dasar desain adalah kecelakaan yang dapat terjadi pada masa reaktor hidup dan dijadikan dasar untuk desain sistem keselamatan, sedangkan kecelakaan parah adalah kecelakaann yang melibatka kerusakan pada bahan bakar reaktor,” kata Anhar.

Tujuan dari pengembangan teknologi keselamatan reaktor nuklir ini adalah untuk menjamin bahwa penempatan dan operasi reaktor nuklir mampu memenuhi prinsip dan persyaratan keselamatan, kesehatan, dan proteksi radiasi, ujar dia. 


Aspek keselamatan nuklir

Pembahasan keselamatan reaktor nuklir, menurut Anhar, dapat dilihat dari berbagai aspek, yakni neutronik, mekanik dan termohidraulika. 

“Aspek thermohidraulika merupakan aspek penting yang terkait dengan fungsi dasar keselamatan untuk pengambilan panas dari bahan bakar ke pendingin. Jika terjadi kecelakaan fungsi dasar keselamatan ini harus dipertahankan karena kegagalan fungsinya akan mengakibatkan akumulasi panas di teras reaktor nuklir,” lanjutnya.

Dari penelitiannya yang berjudul Peran Simulasi Eksperimental dan Numerik Aspek Termohidraulik dalam Peningkatan Keselamatan Reaktor Nuklir, Anhar menekankan pentingnya melakukan riset di bidang keselamatan di bidang termohidraulika, baik yang berbasis metodologi simulasi eksperimental maupun numerik untuk mengetahui berbagai fenomena termohidraulika yang dapat menimbulkan kecelakaan. 

Dari hasil riset inilah nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan teknologi keselamatan reaktor nuklir secara tepat.

Menurut dia, secara numerik melalui aplikasi komputer, mekanisme dan fenomena fisis kecelakaan parah dapat dimodelkan. Sehingga dengan demikian kondisi kecelakaan pada sebuah PLTN khususnya yang menggunakan pendingin air dapat dianalisis dan dapat dintisipasi penanganannya.

Dari penelitiannya ini, Anhar berharap simulasi eksperimental dan numerik aspek termohidraulika dalam bidang keselamatan reaktor nuklir memiliki peran saling melengkapi, sehingga kedua model ini harus dikembangkan secara sinergi. Saat ini, BATAN telah memiliki berbagai fasilitas eksperimental dan program perhitungan komputer terkait dengan kecelakaan PLTN.

“Dengan menyinergikan kegiatan simulasi eksperimental dan numerik serta melibatkan jejaring lembaga penelitian terkait, kegiatan riset yang lebih komprehensif di bidang keselamatan PLTN dapat dirancang dan dilaksanakan dengan baik,” ujar dia.

Jika hal itu dapat dilakukan, lanjut Anhar, kontribusi saintifik dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang penguasaan teknologi keselamatan reaktor nuklir. Selain itu, dapat menunjang peran BATAN sebagai technical support organization di bidang energi nuklir.


Baca juga: Batan rampung mendesain reaktor daya eksperimental

Baca juga: Batan: desain reaktor daya eksperimental libatkan konsorsium

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018