Kulon Progo (ANTARA News) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong Pemerintah Desa (Pemdes) di wilayah ini memiliki unit usaha persampahan yang dikelola Badan Unit Usaha Desa (BUMDes) untuk mendukung gerakan Kulon Progo bersih.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo Arif Prastowo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan DLH mendorong supaya pemerintah desa itu, mengelola sampah bisa dengan bank sampah maupun pengelolaan sampah melalui BUMDes.

"Ini sangat penting. Saat ini kami sedang gencar melakukan promosi dan sosialisasi ke desa-desa. Ini sangat menarik karena setiap hari sampah rumah tangga sangat banyak, dan bisa menjadi peluang usaha bagi pemerintah desa," kata Arif.

Ia mengatakan berdasarkan kajian DLH, sampah perorangan di Kulon Progo sudah mencapai 0,5 kilogram per hari. Hal ini bisa dibayangkan dengan jumlah penduduk Kulon Progo yang mencapai 441 ribu, potensi sampahnya mencapai 200 ton per hari.

Ia mengatakan di satu sisi sampah merupakan persoalan serius, tetapi di sisi lain menjadi peluang usaha kerena sampah domestik itu kebanyakan bisa didaur ulang.

"Kalau tidak bisa didaur ulang, berupa sampah organik bisa menjadi kompos. Ini sangat menarik kalau BUMDes bisa mengelola sampah karena bisa menjadi sumber pendapatan asli desa," katanya.

Arif mengatakan dari 87 desa dan satu kelurahan di Kulon Progo baru ada tujuh desa yang secara inisiatif menangkap peluang usaha ini. Adapun tujuh desa tersebut, yakni Banguncipto (Sentolo), Salamrejo (Sentolo), Gulurejo (Lendah), Desa Sentolo (Sentolo), Ngestiharjo (Wates), Kranggan (Galur) dan Temon Wetan (Temon).

"Usaha persampahan ini sangat strategis karena ada salah satu bank pemerintah yang berkomitmen membantu pengolahan sampah ini. Tinggal kami melanjutkan pembuatan nota kesepahamam bersama (MoU) dengan mereka," katanya.

Ia juga mengharapkan desa-desa yang ada di Kecamatan Temon harus bersiap-siap menangkap peluang pengelolaan sampah. Pembangunan Bandara NYIA itu, mereka setiap hari membuang sampah. Misalnya karton semen, berapa ribu lembar karton semen yang dibuang setiap hari.

"Hal ini sangat potensi untuk daur ulang dan bernilai ekonomis. Jadi kalau ada sudah aktivitas di sekitar bandara, pasti menghasilkan sampah. Sampah yang kita anggap masalah ini, bisa kita tangkap menjadi peluang," katanya.

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati sangat mendukung inovasi DLH dalam menangkap peluang usaha pengolahan dan pengelolaan sampah. "Pemerintah desa, khususnya yang berada di wilayah selatan harus bisa menangkap peluang dan berinovasi dalam pengembangan usaha BUMDes, salah satunya pengelolaan sampah," katanya.

Baca juga: BUMDes penggilingan padi Desa Awang-Kalsel dibangun dari dana desa

Baca juga: Ternak itik dan BUMDes

Baca juga: Kemenristekdikti : bumdes harus lakukan inovasi

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018