Pekalongan  (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menargetkan sebanyak 4 hingga 5  Institut Teknologi Sains (ITS) Nahdlatul Ulama pada 2019 sudah berdiri di Indonesia. 

 "Sudah disiapkan pembangunan ITS di provinsi lain, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). (Saat Ini)  ITS NU di Indonesia hanya ada dua, yaitu di Pasuruan Jatim, dan Pekalongan (Jateng)," kata Menristekdikti usai menyerahkan Surat Keputusan Pendirian ITS NU di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin. 

Menurut dia, pemerintah akan terus mendorong pendirian ITS NU karena bertujuan mendongkrak sumber daya manusia (SDM) setempat yang berkualitas.

 "Tujuan saya adalah ingin mengembangkan bidang sains (ilmu pengetahuan) dan teknologi bagi warga NU ini dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang ada di Indonesia," katanya.

 Ia mengatakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi siap memberikan dukungan bagi warga NU yang akan mendirikan ITS, seperti pemberian izin, bantuan hibah perguruan tinggi swasta, dan beasiswa.

 "Dukungan izin (pendirian ITS) sudah kami berikan, demikian pula jika proses pembelajaran sudah berjalan maka akan diberikan pula beasiswa, dan pemberian bantuan hibah," katanya.

 Ia mengatakan prospek pendirian ITS NU tinggi karena pemerintah akan terus mendorong  perguruan tinggi  membuka program sains dan teknologi.

 "Sesuai dari program Bapak Presiden Jokowi (Warga NU) selalu didorong bagaimana pendidikan sains dan teknologi yang dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Ini yang harus kita dorong dan kami berharap pendidikan tinggi ini berjalan dengan baik," katanya.

 Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan dengan berdirinya sejumlah perguruan tinggi di Kabupaten Pekalongan maka hal ini akan menjadi daya dukung pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan di daerah setempat.

"Selain akan menjadi pusat pengembangan kebudayaan, berdirinya perguruan tinggi  ini juga akan menjadi daya dukung pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan di daerah. Data dari BPS pertumbuhan ekonomi 5,28 persen sedang angka kemiskinan semula 12,98 persen menjadi 10 persen," katanya.

 Baca juga: PB NU segera bentuk badan perguruan tinggi
Baca juga: Menristekdikti imbau PTS merjer untuk tingkatkan akreditasi

 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018