Jadi, visi pembangunan industri memang harus bersifat jangka panjang. Di dalam Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai kunci mendongkrak daya saing industri di era digital.

Langkah strategis ini menjadi agenda nasional untuk diimplementasikan secara kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang inklusif.

“Jadi, visi pembangunan industri memang harus bersifat jangka panjang. Di dalam Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” kata Airlangga sesuai keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menperin mengemukakan, peta jalan tersebut mampu merevitalisasi industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global di era digital.

Adapun lima sektor yang telah dipilih dan mendapat prioritas pengembangan untuk menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri 4.0, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, dan industri elektronika.

“Kelima sektor tersebut dipilih berdasarkan hasil studi, karena dari lima sektor itu mampu memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 60 persen dan 60 persen tenaga kerja di industri dari lima sektor tersebut. Bahkan, kalau kita berbicara global product, 60 persen yang beredar di dunia adalah produk dari lima sektor itu,” paparnya.

Namun demikian, menurut Airlangga, sektor industri lainnya bukan berarti tidak berperan penting. Penerapan industri 4.0 tidak akan meninggalkan sektor yang saat ini masih menggunakan teknologi di era industri 1.0-3.0.

Menperin menambahkan, implementasi industri 4.0 diyakini meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih mudah dan maksimal.

“Namun, seiring dengan kita mendorong ke arah teknologi industri 4.0, kita harus juga membangun device, network, dan application (DNA) di dalam negeri,” tegasnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi pembangunan Digital Capability Center (DCC).

Lebih lanjut, Kemenperin telah menunjuk proyek percontohan (lighthouse industry) bagi lima sektor unggulan yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0.

Beberapa perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0, di antaranya PT Schneider Electric Manufacturing di sektor industri elektronika, PT Chandra Asri Petrochemical di industri kimia, PT Mayora Indah Tbk di industri makanan dan minuman, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri otomotif.

Sementara itu, berdasarkan sasaran dari Making Indonesia 4.0, Indonesia akan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global pada tahun 2030. Di periode yang sama, Indonesia sebagai produsen tekstil dan pakaian yang masuk dalam jajaran lima besar dunia.

Selanjutnya, industri otomotif di Indonesia ditargetkan sudah memproduksi kendaraan listrik dan melakukan ekspor ke negara berkembang. Kemudian, Indonesia mampu membangun kemampuan industri elektronika lokal untuk manufaktur komponen lanjutan.

Dan, di industri kimia, Indonesia dibidik menjadi produsen biofuel dan bioplastic yang masuk lima besar dunia pada tahun 2030.

Baca juga: Menperin katakan Indonesia 4.0 kembalikan manufaktur jadi sektor andalan

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019