Jakarta (ANTARA News) - PT Merpati Nusantara Airline (Persero) berencana mengoperasikan pesawat-pesawat penumpang dari Rusia untuk melayani rute-rute penerbangan di Indonesia Timur.

"Kalau jalur kami fokusnya di (Indonesia) timur," ujar Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Capt Asep Ekanugraha, di Jakarta, Kamis. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, maskapai penerbangan itu tidak memungkiri jika dalam perkembangannya pesawat-pesawat maskapai Merpati menyebar dan melayani rute-rute selain di Indonesia Timur.

Menurut dia, rencana Merpati ingin mengoperasikan pesawat penumpang dari Rusia merupakan bagian dari program maskapai itu.

Sejak beberapa waktu lalu, beredar kabar bahwa Sukhoi Superjet 100 digadang-gadang akan menjadi bagian dari armada maskapai penerbangan nasional ini. Secara teknis, pesawat terbang komersial lorong tunggal mesin ganda buatan Sukhoi Civil Aircraft, Rusia ini, memiliki kecepatan jelajah ekonomis 870 km/jam. 

Dengan kisaran harga di angka 31-35 juta dolar Amerika Serikat per unit, dia berada di kelas bobot maksimal lepas landas 49 ton. Sukhoi Superjet 100 dapat diberi konfigurasi kursi antara 87-98 penumpang (walau ada versi pengembangan hingga 140 kursi), dan memiliki jarak tempuh maksimal 4.598 kilometer, yang ditenagai dua mesin turbofan jet PowerJet SaM146.

Sukhoi Superjet 100 mendapat Sertifikasi Tipe dari EASA pada Februari 2012, sehingga dia laik dioperasikan di negara-negara Eropa anggota EASA.

"Itu bagian tidak terpisahkan juga dari program Merpati, hanya saja memang langkahnya harus melalui tahapan itu dulu sampai kemudian nanti mitra strategis yang memang sudah bagian dari pencarian mitra serta keputusan atas homologasi bisa menyetujui terhadap hal tersebut," kata Ekanugraha.

Tahapan yang dia maksud itu yakni  proses berikutnya terkait homologasi, dimana Merpati harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, keputusan grup atas homologasi, kemudian ada juga persyaratan berikutnya untuk mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keuangan mengenai masalah pajak dan berikutnya DPR.

Sebelumnya dia juga menyatakan, sebisa mungkin Merpati harus membuat pergerakan pada tahun ini, apapun caranya.

"Kalau kita punya keinginan tetap pada 2019 sebisa mungkin harus ada pergerakan dari Merpati, bagaimanapun caranya itu," ujarnya setelah menghadiri acara pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat struktural Kementerian BUMN.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019