Semua berhitung investasi berapa, tenaga kerja berapa, selama lima tahun ke depan bagaimana, harus cermat
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyebut belum semua industri tekstil siap menerapkan Revolusi Industri 4.0.

"Tergantung kondisinya. Untuk Karawang dan Bogor itu sudah keharusan. Kalau di Jawa Tengah itu belum memungkinkan, karena padat modal dan tenaga kerja," kata Ade saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, para pengusaha mempertimbangkan banyak hal dalam menerapkan Industri 4.0, salah satunya adalah permodalan.

"Semua berhitung investasi berapa, tenaga kerja berapa, selama lima tahun ke depan bagaimana, harus cermat," ujar Ade.

Menurutnya, jumlah industri tekstil yang telah menerapkan Revolusi Industri 4.0 saat ini baru sekitar kurang dari 10 persen.

Industri tekstil merupakan satu dari lima sektor industri yang diprioritaskan untuk menerapkan program Making Indonesia 4.0.

Adapun empat sektor lainnya yang juga menjadi prioritas yakni industri otomotif, industri elektronika, industri makanan dan minuman, serta industri kimia.

Baca juga: Menperin: Industri harus optimistis, ambil peluang di tahun politik

Baca juga: Menperin: Manufaktur Indonesia tengah ekspansif


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019