Jakarta (ANTARA News) - Cedera hingga posisi tidur tertentu bisa menjadi penyebab munculnya kaku leher. Cara meredakan kondisi ini tergantung pada penyebabnya. 

Seperti dilansir dari Medical News Today, Jumat, langkah awal yang bisa Anda lakukan adalah mengaplikasikan es untuk mengurangi pembengkakan dan mati rasa.

Perawatan ini biasanya paling efektif dalam 48 jam pertama dari cedera. Lapis es menggunakan kain untuk menghindari radang dingin. Taruh es selama 20 menit di bagian leher dan rehat selama 20-30 menit.

Beberapa orang bergantian menggunakan es dan pemanas otot. Menggunakan bantalan pemanas atau mandi air panas dapat membantu mengendurkan otot yang tegang dan memberikan kelegaan.

Jika menggunakan es, pemanas, atau keduanya tidak menghilangkan rasa sakit pada leher yang kaku, meminum obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat membantu misalnya ibuprofen dan naproxen. 

Selain itu, regangkan otot leher dengan lembut dan perlahan gerakkan kepala dari sisi ke sisi. Gerakkan bahu ke depan dan ke belakang. Hentikan jika peregangan menyebabkan rasa sakit.

Jangam lupa memeriksa tempat tidur. Terkadang, kasur yang terlalu keras dapat menyebabkan sakit leher. Kepala, leher dan punggung harus dalam posisi sejajar selama tidur. Bantal yang digunakan seseorang harus sesuai dengan posisi tidurnya.

Terapi pijat juga dapat membantu meredakan otot yang tegang. Meskipun penelitian belum membuktikan bahwa pijat efektif, sebuah studi dari 2014 menemukan bahwa pijat memang meningkatkan rasa sakit bagi orang-orang dengan radang sendi leher.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Complementary Therapies in Clinical Practice menemukan bahwa pijat dapat membantu menghilangkan stres, yang secara tidak langsung dapat membantu mengatasi kekakuan pada leher.

Baca juga: Ada garis hitam di belakang leher? Ini artinya

Baca juga: Waspadai penyakit serius jika muncul bercak hingga ingin makan es terus-terusan

Baca juga: Pegal-pegal di leher pertanda kolesterol, mitos atau fakta?

Baca juga: Benjolan di leher, berbahayakah?

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019