Paris, Prancis (ANTARA News) - Pemrotes Rompi Kuning, yang masih turun ke jalan setelah mengguncang Prancis pada penghujung tahun lalu, ingin menggulingkan pemerintah, kata seorang juru bicara Pemerintah Prancis pada Jumat (4/1).

"Mereka yang melanjutkan protes adalah agitator yang menginginkan pemberontakan dan menggulingkan pemerintah," kata Juru Bicara Pemerintah Benjamin Griveaux setelah pertemuan pertama Kabinet pada tahun ini.

Ia menyeru rakyat Prancis agar menyampaikan pandangan mereka selama debat nasional yang diselenggarakan dalam beberapa pekan ke depan di semua wilayah, dan bukan turun ke jalan.

"Pemerintah kita dengan cepat menanggapi tuntutan mereka," tambah Griveaux, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.

Pemrotes Rompi Kuning, yang dimulai sebagai reaksi atas kenaikan harga bahan bakar dan berkembang menjadi protes terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron, terus melancarkan aksi mereka meski pemerintah menyeru mereka agar berhenti.

Baca juga: Protes reformasi Macron, pegawai sipil Prancis gelar unjuk rasa

Sejak 17 November, ribuan pemrotes yang mengenakan rompi kuning terang --yang dinamakan Rompi Kuning-- telah berkumpul di berbagai kota besar Prancis, termasuk ibu kotanya, Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar yang kontroversial oleh Macron dan situasi ekonomi yang memburuk.

Sebanyak 38.600 orang ikut dalam protes di seluruh negeri tersebut pada Sabtu (22/12), dan sedikitnya 2.000 pemrotes di Paris, kata Kementerian Dalam Negeri Prancis. Sementara itu, tak kurang dari 66.000 orang berunjuk rasa satu pekan sebelumnya.

Pengunjuk rasa menggelar protes dengan menghalangi jalan dan lalu lintas, dan juga menghalangi jalan masuk serta ke luar dari banyak stasiun pompa bensin dan pabrik di seluruh negeri itu.

Pemrotes, yang pada umumnya tinggal di daerah pinggir kota akibat tingginya harga sewa rumah di kota besar, telah menyeru Macron agar memangkas pajak bahan bakar dan meringankan kesulitan ekonomi mereka.

Di bawah tekanan protes, Macron mengumumkan kenaikan upah minimum dan juga membatalkan kenaikan pajak bahan bakar, yang kontroversial.

Baca juga: Ribuan orang protes pembaruan ketenaga-kerjaan di Prancis

Sebanyak 10 orang tewas, lebih dari 4.000 orang ditahan, dan lebih dari seribu orang lagi cedera dalam protes itu.

Pada Senin (24/12), Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan pemerintahnya bertekad untuk menjaga ketenangan masyarakat di negeri itu.

Perdana Menteri menyerukan diakhirinya kerusuhan dalam demonstrasi Rompi Kuning selama kunjungannya ke empat personel polisi yang diserang oleh pemrotes Rompi Kuning pada 22 Desember di Paris.

Philippe mengatakan ia membedakan antara mereka yang menggunakan kekerasan dan mereka yang menyampaikan tuntutan damai dalam demonstrasi tersebut.

Ia juga menekankan bahwa makin lama protes itu berlangsung, makin parah protes tersebut berubah menjadi aksi radikal.

Pada Sabtu (22/12), pemrotes menyerang dan melemparkan batu ke arah empat polisi di Champs-Elysees, selama demonstrasi.

Editor: Chaidar Abdullah/Tia Mutiasari

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019