Paris, Prancis (ANTARA News) - Para pengunjuk rasa Rompi Kuning turun ke jalan di Ibu Kota Prancis, Paris, dan kota-kota besar lain pada Sabtu (5/1), selama delapan pekan berturut-turut untuk memprotes biaya hidup yang tinggi serta menentang Presiden Emmanuel Macron.

Pawai jalanan tersebut --yang dimulai secara damai di Paris-- berubah rusuh pada siang hari, saat pemrotes melemparkan batu ke arah polisi antihuru-hara yang menghadang jembatan di atas Sungai Seine.

Polisi menggunakan gas air mata guna mencegah para demonstran yang berusaha mencapai gedung Majelis Nasional. Satu perahu sungai, serta beberapa kendaraan serta barikade di Boulevard Saint-Germain, terbakar.

Bentrokan juga terjadi antara polisi dan demonstran di Kota Nantes di bagian barat negeri tersebut, menurut laporan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Satu orang menderita luka serius selama protes itu, saat polisi menggunakan gas air mata.

Menurut polisi, 25.000 orang ikut dalam demonstrasi di seluruh negeri tersebut, yang 3.500 orang di antaranya berunjuk-rasa di Paris. Sebanyak 18 orang juga ditangkap.

Protes Rompi Kuning, yang dimulai sebagai reaksi terhadap kenaikan pajak bahan bakar dan berkembang menjadi protes terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron, terus berlanjut kendati pemerintah menyeru mereka agar menghentikan protes.

Sejak 17 November, ribuan pemrotes yang memakai rompi kuning --yang dijuluki Rompi Kuning-- berkumpul di berbagai kota besar Prancis, termasuk di ibu kotanya, Paris, untuk memprotes kenaikan pajak bahan bakar Macron --yang kontroversial-- serta situasi ekonomi yang memburuk.

Demonstran menggelar protes dengan menghalangi jalan dan lalu-lintas, dan juga menghalangi jalan masuk dan ke luar ke banyak stasiun pompa bensin serta pabrik di seluruh negeri tersebut.

Pemrotes, yang pada umumnya tinggal di daerah pinggir kota akibat tingginya harga sewa apartemen atau rumah di kota besar, telah menyeru Macron untuk memangkas pajak bahan bakar dan meringankan kesulitan ekonomi mereka.

Macron, yang berada di bawah tekanan, mengumumkan kenaikan upah minimum dan juga membatalkan kenaikan pajak bahan bakar.

Sepuluh orang telah tewas, lebih dari 4.000 orang ditahan, dan lebih dari 1.000 orang lagi cedera dalam protes itu.

Baca juga: Protes rompi kuning berlanjut dalam upaya mengakhiri pemerintah Prancis


Penyunting: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019