Washington (ANTARA News) - Kejatuhan dari krisis "home mortgage" AS kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu dan dapat memperlampat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, kata Dana Moneter Internasional (IMF), Senin. Bank-bank, perusahaan-prusahaan keuangan dan para regulator akan mengkaji kembali risiko-risiko dari melemahnya standar kredit dan ekspansi instrumen investasi terkait dengan risiko mortgage, kata IMF dalam sebuah laporan dua tahunan stabilitas keuangan global. "Kondisi kredit selanjutnya tidak akan normal, dan beberapa dari praktek yang telah berkembang dalam struktur kredit akan mengalami perubahan," kata IMF, seperti dilaporkan DPA. "Pada waktu yang sama, ekonomi global akan memasuki periode bergolak memperlihatkan pertumbuhan yang mantap, terutama di negara-negara emerging market," kata laporan. Masih, risiko terhadap pertumbuhan ekonomi telah "mengalami peningkatan signifikan" sejak Maret, kata IMF. Selama waktu itu, meningkatnya kegagalan subprime mortgages di AS - kredit perumahan dengan tingkat suku bunga awal rendah kepada para pembeli dengan risiko sejarah kredit yang lemah - telah mengirimkan gelombang guncangan ke pasar-pasar keuangan. "Konsekuensi potensial dari episode ini tidak dapat diremehkan dan prosen penyesuaiannya kemungkin berlangsung panjang," kata para analis IMF. IMF mengkritisi produk-produk investasi yang didukung mortgage yang hingga krisis tahun ini memperoleh perhatian kecil. "Penggeseran struktur kredit dari produk-produk memiliki peningkatan ketidakpastian yang mendasar," kata laporan tersebut. Para pembuat kebijakan akan mengkaji kembali aturan dari lembaga pemeringkat kredit - yang menurut dugaan mempertahankan rekening pada produk-produk investasi berisiko - dan bagaiaman institusi keuangan mengelola risiko dari sebuah tekanan kredit, kata IMF. Dalam sebuah studi khusus di "emerging economies" IMF menggarisbawahi manfaat dari perkembangan baik pasar keuangan domestik. Sementara prospek pertumbuhan ekonomi masih merupakan faktor utama dalam menarik investasi asing, " likuiditas pasar ekuitas dan keuangan yang terbuka juga membantu aliran modal masuk," kata para analis IMF. Aliran modal ke "emerging markets" telah tumbuh hampir enam kali lipat dalam lima tahun terakhir, kata laporan tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007