Lampung Selatan (ANTARA News) - Kehidupan warga terdampak tsunami Selat Sunda yang terjadi Sabtu (22/12) malam dua pekan lalu, kini pada sejumlah desa di pesisir selatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mulai berangsur pulih kembali.

Warga beberapa desa di Kecamatan Rajabasa, Desa Kunjir dan Way Muli yang paling parah terdampak tsunami itu, perlahan mulai berangsur bangkit dari keterpurukan akibat bencana telah meluluhlantakkan rumah tinggal dan fasilitas umum di sekitar tempat tinggal mereka.

Kendati puing-puing rumah warga dan fasilitas umum yang porak-poranda masih berserakan, termasuk perabotan dan sisa perkakas yang rusak masih berserakan di luar rumah warga sebagian masih kosong belum dihuni karena warganya memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau ke rumah kerabat yang lebih aman, kegiatan sehari-hari warga mulai terlihat lagi.

Warung-warung kelontong dan penjual makanan maupun minuman sejak akhir pekan lalu mulai beraktivitas kembali, meskipun belum pulih seperti semula.

Aktivitas di Dermaga Canti, Rajabasa, yang masih dapat beroperasi dengan baik pascatsunami Selat Sunda, juga sudah terlihat aktivitas warga menyeberang ke pulau-pulau terdekat, termasuk Pulau Sebesi dan Sebuku, pulau berpenghuni terdekat dengan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, yang warganya sempat diungsikan pascatsunami itu.

Sejumlah warga pengungsi bahkan ada yang berinisiatif sendiri untuk lebih dulu pulang ke pulau-pulau itu dari posko pengungsian yang menampung mereka, setelah tsunami menghantam pesisir Lampung Selatan (Provinsi Lampung) dan sebagian wilayah Provinsi Banten pada Sabtu (22/12-2018) malam lalu.

Sebagian pengungsi terutama dari Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku, dua pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, juga berangsur telah kembali ke rumah masing-masing.

Ratusan warga Pulau Sebesi di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung telah kembali ke rumah masing-masing, setelah mengungsi akibat bencana tsunami Selat Sunda melanda wilayah perairan Lampung-Banten pada Sabtu (22/12-2018) malam.

Setelah tiba di Pulau Sebesi, Minggu (6/1) sore, para pengungsi terdampak tsunami Selat Sunda itu sebagian disambut keluarga dan kerabat yang masih berada di Pulau Sebesi.

Yunus beserta istrinya Siti mengungkapkan rasa syukur yang mendalam, bisa kembali di rumahnya. "Kami mengucapkan syukur karena telah kembali dengam selamat tidak kurang suatu apa pun," kata Yunus.

Pria yang tinggal di Dusun Regan Lada itu, juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto beserta seluruh jajarannya yang telah banyak memberikan bantuan dan perhatian selama berada di posko pengungsian.

"Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Nanang yang telah memberi kami tempat di Lapangan Tenis Indoor Kalianda. Selama di sana, kami tidak kurang suatu apa pun," ujarnya pula.

Warga Pulau Sebesi itu pun kembali beraktivitas seperti biasa setelah kembali ke rumah masing-masing.

Kehidupan warga di Pulau Sebesi kembali berangsur pulih, warga yang baru pulang itu pun langsung membersihkan rumah mereka.

Saleh, salah satu warga Pulau Sebesi itu, setelah pulang ke rumahnya langsung membersihkan tempat tinggalnya. "Bersih-bersih pak, sepuluh hari ditinggal rumahnya," ujar Saleh, warga Dusun Tejang, Pulau Sebesi.

Terlihat pula di sekitar pantai, masyarakat tengah bergotong royong memindahkan kapal yang terhempas gelombang tsunami hingga ke daratan dan menghantam serta menghancurkan rumah warga.

Sejumlah permukiman warga yang telah kembali ke rumahnya masing-masing, Minggu (6/1) sore hingga malam, terlihat warga tengah bersantai dan bercengkerama dengan keluarga maupun kerabatnya di beranda rumahnya.

Aktivitas juga terlihat saat tim dari Diskominfo Lampung Selatan menuju Masjid Al Iman yang berada di depan Lapangan Desa Tejang, Pulau Sebesi. Puluhan warga nampak bergegas untuk menjalankan Shalat Isya berjemaah.

Suasana santai juga terlihat di areal Pelabuhan Pulau Sebesi. Sejumlah warga, baik orang tua, maupun muda-mudi tengah menikmati waktu luang dengan memancing atau sekadar nongkrong bersama.

Sejumlah muda-mudi tengah menghabiskan waktu luang dengan memancing di Pelabuhan Pulau Sebesi.

Pelabuhan yang dibangun pada tahun 2017 oleh Kementerian Perhubungan itu, masih kokoh berdiri seperti luput dari hempasan gelombang tsunami. Suasana malam yang sebelumnya mencekam, kini hanya menyisakan cerita, seolah tak ada lagi rasa takut di wajah penduduk Sebesi.

Beberapa nelayan juga terlihat sedang menyiapkan perahunya untuk melaut, Senin ini. Kapal-kapal motor ukuran sedang sudah berada di pelabuhan untuk mengangkut hasil bumi serta mengangkut warga menuju Pelabuhan Canti pada pagi harinya.

Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa setempat Junaidi yang ditemui di kantor desanya berharap seluruh warga bisa secepatnya kembali ke rumahnya masing-masing.

"Mudah-mudahan semua bisa kembali normal seperti semula, karena baru sebagian warga yang kembali dari pengungsian. Biar kita sama-sama gotong royong bersihkan kampung," kata Junaidi.

Sebanyak 135 jiwa pengungsi asal Pulau Sebesi yang berada di posko Lapangan Tenis Indoor Kalianda bersiap dipulangkan.

Pemulangan pengungsi yang sudah bertahan selama dua pekan itu melalui Pelabuhan Canti dengan mengunakan lima buah kapal, Minggu pagi (6/1).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan I Ketut Sukerta mengatakan, rombongan pengungsi dari Lapangan Tenis Indoor Kalianda dibawa menggunakan enam kendaraan yakni, dua mobil truk dari kodim, datu truk Pol PP, satu bus Dinas Perhubungan, dan dau bus pemkab setempat.

Ratusan pengungsi Pulau Sebesi mulai dipulangkan menggunakan kendaraan milik Kodim 0421/Lampung Selatan.

Ketut meminta kepada seluruh pengungsi memperhatikan keluarganya masing-masing dan selalu mengikuti petunjuk dan arahan dari petugas selama di perjalanan.

Mereka diminta hati-hati, dan sesampainya di Pulau Sebesi tetap waspada. Jika ada tsunami, jangan panik, segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.*


Baca juga: Warga Pulau Sebesi kembali ke rumah

Baca juga: Dua korban tsunami masih dirawat di RSUD Abdul Moeloek

Baca juga: Serpihan perahu selamatkan Ari dari ganasnya tsunami


 
 

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019