...kita akan bersabar ketika kita memantau untuk melihat bagaimana ekonomi berkembang
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS memperpanjang pelemahan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mata uang berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga akan melambat tahun ini setelah pernyataan dovish ketua Federal Reserve AS (Fed) minggu lalu.

Pasar valuta asing global menjalani hari pertama minggu ini dengan perdagangan yang tidak menentu, karena kenaikan suku bunga lebih sedikit di tahun ini akan menyebabkan lebih banyak uang panas atau hot money mengalir di pasar.

Ini akan memangkas keunggulan komparatif greenback terhadap mata uang utama lainnya, terutama yang memiliki fungsi sebagai mata uang safe haven seperti franc Swiss. Dolar AS kehilangan 0,7 persen terhadap franc Swiss pada Senin (7/1).

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Jumat (4/1) bahwa "tidak ada jalur yang telah ditentukan" untuk kenaikan suku bunga serta The Fed akan bersabar dan mengawasi suara-suara pasar keuangan.

"Seperti biasa, tidak ada jalur yang ditetapkan untuk kebijakan," kata Powell, bersama dengan pendahulunya Janet Yellen dan Ben Bernanke pada pertemuan tahunan American Economic Association di Atlanta pada Jumat (4/1), seperti dikutip dari Xinhua.

"Dan khususnya dengan angka inflasi yang diredam itu telah kita lihat, kita akan bersabar ketika kita memantau untuk melihat bagaimana ekonomi berkembang," katanya.

Dia menambahkan bahwa bank sentral AS tidak akan ragu untuk menyesuaikan rencana pengurangan neraca, jika itu menyebabkan masalah di pasar. Itu berarti mengubah program pembelian obligasi besar-besaran yang awalnya dilaksanakan pada akhir 2008 untuk menyelamatkan sistem keuangan AS yang jatuh.

Naiknya harga minyak pada Senin (7/1) juga mengangkat beberapa mata uang terkait komoditas, karena minyak mentah AS dan minyak mentah Brent memperpanjang kenaikan mereka. Dolar Australia memperpanjang kenaikan hampir 0,4 persen terhadap greenback.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,54 persen menjadi 95,6675 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1478 dolar AS dari 1,1398 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2769 dolar AS dari 1,2740 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7142 dolar AS dari 0,7116 dolar AS.

Dolar AS dibeli 108,60 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,52 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9794 franc Swiss dari 0,9864 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3296 dolar Kanada dari 1,3394 dolar Kanada.

Baca juga: Rupiah terapresiasi seiring pernyataan 'dovish' oleh Gubernur The Fed

Baca juga: Harga minyak bangkit ditopang ke penguatan pasar saham


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019