Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menegaskan kepada  seluruh jajaran tim kampanye dan partai politik anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) terus bekerja keras dan tidak cepat puas diri.

Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu di Jakarta, Rabu, menanggapi hasil survei dari Indikator Politik Indonesia soal elektabilitas pasangan capres-cawapres peserta pemilu 2019 yang dilaunching di Jakarta, Selasa (8/1).

Hasil survei dari Indikator Politik Indonesia menyimpulkan, pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin memiliki elektabilitas 54,9 persen unggul 20,1 persen dibandingkan dengan pasangan Capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang memiliki elektabilitas 34,8 persen, serta undecided voters 9.2 persen.
 
Namun, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia menyatakan, pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih belum aman untuk memenangkan pemilu presiden 2019, karena masih ada sekitar 25 persen swing voters atau pemilih yang masih dapat berubah pilihannya. 

Elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres tersebut juga dinilai masih akan berubah selama tiga bulan ke depan hingga hari penyelenggaraan pemungutan suara, pada 17 Aptil 2019.

Menurut Hasto, atas hasil survei tersebut serta hasil survei dari lembaga survei lainnya, seluruh jajaran tim kampanye dan parpol KIK harus terus bekerja keras dan tidak cepat puas diri. 

"Hal positif dari survei tersebut semakin memerkuat dalil pokok strategi TKN Jokowi-Ma'ruf bahwa rakyat menghargai pemikiran dan tindakan positif.  Rakyat lebih mengapresiasi politik santun dan rakyat berpikir kritis serta jernih, dan tidak terpengaruh hoaks,"katanya.

Karena itu, kata dia, the power of positive thinking-lah yang akan menjadi keunggulan bagi pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada pemilu presiden 2019.

Dari kesimpulan hasil survei Indikator Politik Indonesia tersebut, Hasto semakin percaya bahwa elektoral pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai buah kerja politik positif, kerja politik untuk bangsa dan negara.  "Terbukti bahwa hoaks dan fitnah hanya berdampak pada peningkatan militansi parpol dan tim kampanye masing-masing, tetapi tidak memiliki dampak elektoral yang signifikan," katanya.

Menurut dia, rakyat juga menilai bahwa pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin yang menjadi korban fitnah. "Jadi pertanyaan yang sering saya ajukan ke rakyat, mau memilih yang baik atau yang buruk, mau memilih yang putih atau hitam, mau memilih yang nasionalis agamis sebagai satu kesatuan, menjadi sangat relevan, dan telah dijawab oleh rakyat dengan elektoral Pak Jokowi yang jauh di atas Pak Prabowo," katanya.

Atas temuan dari hasil survei tersebut, Hasto percaya bahwa komitmen Jokowi untuk hijrah dari politik hoaks menuju wajah politik yang memperjuangkan kebenaran, keadilan, kemanusiaan, dan pada saat bersamaan membangun harapan yang berkemajuan, menjadi semakin relevan. "Selamat tinggal politik hoaks dan fitnah, berpolitiklah dengan cara-cara yang mendidik dan mencerahkan," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019