Diskusi antara Kim dan GIP tentang pekerjaan baru itu disepakati sekitar enam minggu lalu di KTT G20 di Buenos Aires
Washington (ANTARA News) - Mantan Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim akan bergabung dengan Global Infrastructure Partners (GIP), sebuah private equity fund, yang berinvestasi pada proyek-proyek di negara-negara kaya dan berkembang, kata perusahaan itu, Selasa (8/1), atau sehari setelah pengunduran diri Kim, yang mengejutkan, dari Bank Dunia.

Kim, yang akan bergabung dengan GIP berbasis di New York pada 1 Februari 2019, sebagai mitra dan wakil ketua, telah menerima larangan satu tahun untuk berurusan dengan unit-unit Bank Dunia mana pun, termasuk unit pinjaman sektor swasta, International Finance Corp, kata seseorang yang mengetahui rencana kepergiannya dari Bank Dunia.

Bagian utama dari pekerjaan pemberi pinjaman adalah untuk membangun infrastruktur seperti proyek listrik, air dan transportasi di negara-negara berkembang.

Kim mengundurkan diri lebih dari tiga tahun sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022 di tengah perbedaan-perbedaan dengan Pemerintah Trump atas perubahan iklim dan kebutuhan akan lebih banyak sumber daya pembangunan.

Diskusi antara Kim dan GIP tentang pekerjaan baru itu disepakati sekitar enam minggu lalu di KTT G20 di Buenos Aires, kata orang tersebut, dikutip dari Reuters.

Kim telah menekankan bahwa memanfaatkan dana investasi sektor swasta adalah kunci untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan anggaran publik.

Setelah mendapatkan peningkatan modal 13 miliar dolar AS tahun lalu dan pengisian kembali dana donor Bank Dunia untuk negara-negara termiskin, Kim mengatakan pada Senin (7/1) dalam sebuah catatan kepada staf bahwa peluang "adalah jalan di mana saya akan dapat membuat dampak terbesar pada masalah-masalah global utama seperti perubahan iklim dan defisit infrastruktur di pasar negara-negara berkembang."

Dewan Bank Dunia diperkirakan akan bertemu akhir pekan ini untuk membahas pencarian pengganti Kim.

Sementara Amerika Serikat secara tradisional telah mencalonkan pemimpin Bank Dunia, tradisi tersebut dapat ditentang, seperti ketika pencalonan Kim oleh mantan presiden Barack Obama pada 2012 diperebutkan oleh kandidat dari Kolombia dan Nigeria, di bawah proses nominasi terbuka yang masih ada.

Amerika Serikat memegang hak veto yang efektif di dewan Bank Dunia, dengan sekitar 16 persen dari total suara, diikuti oleh Jepang dengan sekitar 6,9 persen dan China dengan 4,5 persen.

Baca juga: Presiden Bank Dunia mengundurkan diri
Baca juga: Sepeninggal Presiden Kim, Menkeu harapkan Bank Dunia tetap jaga misi pemerataan kesejahteraan

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019