Ankara, Turki, (ANTARA News) - Akhir dari Organisasi Teroris Fetullah (FETO) di Turki dan luar negeri "sudah dekat", kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (9/1).

"Saya menyeru semua anggota FETO di dalam luar negeri. Akhir kalian sudah dekat. Kalian tak bisa pergi ke mana-mana, tak ada kegiatan yang bisa dilakukan," kata Erdogan di dalam satu simposium mengenai pemerintah lokal di bawah sistem baru kepresidenan.

Erdogan mengatakan pemimpin kelompok itu Fetullah Gulen, yang berpusat di AS, akan datang ke Turki "cepat atau lambat".

"Saya tidak mengetahui sampai kapan mereka yang mendukung pemimpin FETO (Gulen) akan terus mendukung dia, tapi ia cepat atau lambat akan datang ke sini (ke Turki)," kata Erdogan, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

FETO dan Gulen mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 di Turki, yang menewaskan 251 orang dan melukai hampir 2.200 orang lagi.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kegiatan yang telah lama berlangsung untuk menggulingkan negara melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, termasuk militer, polisi dan kehakiman.

Erdogan mengatakan bahwa Turki akan memburu anggota FETO "sampai mereka tidak memiliki tempat untuk bersembunyi di dunia".

Pada Kamis (3/1), para pejabat Turki dan delegasi AS bertemu di Ibu Kota Turki, Ankara, untuk membahas berbagai upaya guna menghadapi FETO.

Baca juga: Turki akan minta AS serahkan pangkalan militernya di Suriah
Baca juga: Trump-Erdogan bahas penarikan tentara AS dari Suriah


Pertemuan 11-jam di Ankara Courthouse tersebut dihadiri oleh Wakil Kepala Jaksa Penuntut Umum Ankara Ramazan Dinc, Jaksa Penuntut Umum Ali Alper Saylan, para pejabat Kementerian Kehakiman Turki, dan delegasi AS --termasuk para pejabat FBI, kata beberapa sumber Turki --yang tak ingin disebutkan jati diri mereka karena keterbatasan untuk berbicara dengan media.

Kemal Batmaz --yang disebut imam sipil kelompok FETO dan telah dijebloskan ke dalam penjara-- dihadirkan di ruang dengar-pendapat untuk ditanyai. Namun ia dilaporkan menolak untuk memberi keterangan.

Selain Batmaz, dua orang lagi juga ditanyai.

Pembicaraan itu dipandang penting karena memajan peran pemimpin FETO, Fetullah Gulen --yang bermarkas di AS, dan kalangan dalamnya.

Jaksa Penuntut Umum Ankara sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa "para imam sipil" --Batmaz, Adil Oksuz, Hakan Cicek, Harun Bisnis dan Nurettin Oruc-- berada di AS pada Januari, Maret, dan Juni 2016, sebelum upaya kudeta Juli.

Para tokoh itu dikenal telah mengadakan pembicaraan dengan Gulen "berkaitan dengan kudeta yang gagal" tersebut.

Baca juga: Presiden Turki berikrar akan terus hancurkan pelaku teror

Redaktur: Fardah Assegaf 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019