Paling tidak AMAN telah menjalankan bentuk partisipasi publik untuk Pemilu lewat ajakan memilih, menyelenggarakan, memantau, melakukan pendidikan, hingga mengutus anggota kelompoknya sebagai salah satu kandidat calon legislatif.
“Temen masyarakat adat khususnya AMAN ini melakukan lima bentuk partisipasi dalam pemilu bukan hanya mereka ajak memilih untuk nenentukan orang baik yang bisa memengaruhi kebijakan tapi juga mereka mengutus wakil dari kelompoknya untuk menjadi wakil legislatif di partai. Ini penting banget,” kata Usep.
Menurut Usep, peran serta AMAN dalam memantau dan menyelenggarakan Pemilu juga berada di posisi yang strategis.
“Saya baru tahu ada juga yang jadi penyelenggara pemilu, orang-orang bekerja d TPS. AMAN ini salah satu kelompok yang telah secara resmi memantau Pemilu 2019. Jadi sudah terlibat sebagai penyelenggara dan pemantau,” ucap dia.
Sementara peran mereka dalam menguatkan pendidikan politik di masyarakarat justru dilakukan lewat cara-cara jangka panjang.
Menurut Usep, pendidikan ini tidak hanya dilakukan lewat persiapan jelang Pemilu tetapi juga saat pemerintahan berjalan.
“Di luar pemilu mereka melakukan penguatan politik di mayarakat adat. AMAN ini jadi sebuah entitas yang bagus,” ucap dia.
Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi mengatakan untuk Pemilu 2019 ada 207 kader AMAN yang menjadi pemantau pemilu independen.
Para pemantau pemilu independen tersebut telah mendapatkan surat resmi dari Bawaslu.
AMAN juga meminta masyarakat adat terutama perempuan adat untuk terlibat aktif dalam politik untuk memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat adat.*
Baca juga: Suara Masyarakat Adat Nusantara di pesta demokrasi
Baca juga: Baru pertama kenal, Dahnil Azhar ajak AMAN ketemu Prabowo
Baca juga: 12 juta lebih masyarakat adat menjadi swing voter
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
