Palembang (ANTARA News) - Juara bertahan Proliga 2017, tim putri Jakarta Pertamina Energi harus mengakui keunggulan Bandung Bank BJB Pakuan usai dikalahkan dengan skor 1-3 (19-25, 25-23, 19-25, 23-25) pada laga putaran kedua Proliga 2019 di Gedung PSCC, Palembang, Sabtu malam..

Bagi Bank BJB Pakuan, kemenangan ini menjadi yang kedua karena sebelumnya menang atas Jakarta Elektrik PLN 3-2(16-25, 26-24, 25-20, 18-25, 15-10) pada putaran pertama lalu.

Pada set pertama BJB Pakuan tampil impresif dengan langsung menekan lawan, walaupun mereka sempat tertinggal 12-15 atas Pertamina Energi.

Anak asuh Teddy Hidayat itu kemudian berhasil membalikkan keadaan sehingga berhasil menutup set pertama 25-19. Rupanya, Wintang Dyah Kumala Sakti dan kawan-kawan belajar banyak dari pertandingan kemarin saat melawan Jakarta BNI 46.

Namun, si juara bertahan memang sulit untuk dikalahkan karena pada set kedua mampu tampil lebih baik sehingga merebut kemenangan dengan skor 25-23.

Memasuki set ketiga, pertandingan berlangsung sengit. Kini giliran Jakarta Pertamina Energi yang kesulitan untuk mencuri poin dari Bank BJB Pakuan. Sehingga set ketiga berhasil dimenangi tim asal Bandung itu dengan skor 25-19.

Pada set keempat yang menjadi set penentuan, pemain Pertamina Energi banyak melakukan kesalahan sendiri. Kondisi ini tidak disia-siakan BJB Pakuan yang justru bermain semakin enjoy. Tim ini berhasil memanfaatkan kekacauan lawan sehingga mampu mengakhiri pertandingan dengan 25-23.

Pelatih Bank BJB Pakuan Teddy Hidayat mengatakan kemenangan ini tidak lepas dari kondisi mental pemain yang sangat percaya diri dan tanpa beban. Selain ini, performa pemain asing juga sangat mengesankan sehingga sangat berkontribusi bagi tim.

"Anak-anak bermain lepas. Recieve kali ini bagus sehingga bisa menang," kata dia.

Sementara itu, pelatih Jakarta Pertamina Energi Muhammad Ansori mengatakan anak asuhnya cukup bermain bagus hari ini, hanya saja memang timnya banyak melakukan kesalahan sendiri.

"Momok sebagai juara bertahan masih melekat di anak-anak sehingga tampil dengan ada beban," kata dia.

Ia menyayangkan karena? para pemainnya tidak bisa lepas dari tekanan tersebut. Sementara lawan semakin termotivasi untuk mengalahkan.

Quicker Jakarta Pertamina Energi Agustin Wulandhari mengatakan permainan timnya sulit berkembang karena terjadi kesalahan komunikasi.

"Ini yang membuat kami banyak melakukan kesalahan," kata Wulan.

(D019/T013)

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019