Warsawa (ANTARA News) - Polandia akan mempertimbangkan larangan mengenai penggunaan produk-produk Huawei badan-badan publik dan kemungkinan legislasi untuk mengurangi penggunaannya warga negara, kata seorang pejabat pemerintah pada Ahad, menyusul penangkapan seorang pejabat Huawei China di Polandia.

Polandia menangkap karyawan Huawei asal China dan seorang mantan pejabat keamanan atas tuduhan mata-mata, kata para pejabat dan sumber-sumber kepada Reuters pada Jumat, satu langkah yang dapat memicu kekahawatiran kemaanan Barat mengenai pembuat alat telekomunikasi itu.

Seorang pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan dunai maya mengatakan kepada Reuters, perubahan-perubahan kebijakan "yang mendadak" terhadap Huawei tidak dijamin setelah penangkapan-penangkapan tersebut, demikian Reuters melaporkan.

Tetapi dia mengatakan penggunaan produk-produk perusahaan tersebut oleh lembaga-lembaga negara bisa ditinjau ulang.



"Kami akan analisis apakah ... keputusan kami dapat mencakup barkahirnya penggunaan ... produk-produk Huawei," kata Karol Okonski kepada Reuters.

Huawei mengatakan pada Sabtu (12/1) pihaknya telah memecat seorang karyawan yang ditangkap di Polandia atas tuduhan mata-mata dalam perkara yang dapat meningkatkan keprihatinan keamanan Barat mengenai perusahaan itu.

Menteri Dalam Negeri Polandia Joachim Brudzinski menyerukan Uni Eropa dan NATO untuk mengambil sikap bersama atas apakah mengeluarkan Huawei dari pasar mereka setelah penangkapan karyawan China itu dan seorang mantan pejabat keamanan Polandia pada Jumat.

Kedua orang tersebut telah mendengarkan tuduhan-tuduhan tersebut dan dapat ditahan selama tiga bulan.

Huawei, produser alat telekomunikasi terbesar di dunia, menghadapi pengawasan ketat di Barat karena hubungannya dengan pemerintah China dan dugaan-dugaan Amerika Serikat bahwa peralatannya dapat digunakan Beijing untuk mata-mata.

Tak ada bukti telah diajukan di depan umum dan perusahaan tersebut berulang-ulang membantah tuduhan-tuduhan tersebut, tetapi beberapa negara Barat telah membatasi akses Huawei ke pasar-pasar mereka.

Pada Agustus, Presiden AS Donald Trump menandatangani satu rancangan undang-undang yang melarang pemerintah AS menggunakan peralatan Huawei dan mempertimbangkan mengeluarkan perintah eksekutif yang akan juga melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan hal tersebut.

Brudzinski mengatakan Polandia ingin meneruskan kerja sama dengan China tetapi pembahasan diperlukan mengenai apakah mengeluarkan Huawei dari sejumlah pasar.

Baca juga: Polandia tangkap karyawan Huawei atas tuduhan mata-mata

"Ada kekhawatiran tentang Huawei di dalam NATO juga. Hal itu akan mendorong pembuatan sikap bersama, di antara negara-negara anggota UE dan para anggota NATO," kata dia kepada stasiun radio swasta RMF.

"Kami inginkan hubungan dengan China yang baik, intensif dan atraktif bagi kedua pihak," tambahnya.

Tak ada hubungan

Huawei, yang berusaha menjauhkan diri dari insiden itu, mengatakan dalam satu pernyataan pihaknya telah memecat Wang Weijing, yang "tindakan-tindakan yang dituduhkan atasnya tak memiliki hubungan dengan perusahaan itu."

"Sesuai dengan persyaratan kontrak kerja dengan Huawei, kami telah membuat keputusan ini karena insiden tersebut membuat citra Huawei jadi buruk," demikian pernyataan itu.

"Huawei mengikuti hukum dan peraturan yang berlaku di negara-negara tempatnya beroperasi, dan kami mensyaratkan tiap karyawan untuk mematuhi hukum dan peraturan di negara-negara tempat mereka bertugas," tambah pernyataan itu.

Joe Kelly, seorang juru bicara Huawei, menolak memberikan rincian lebih jauh.

Seorang juru bicara dinas keamanan Polandia mengatakan kepada Reuters tuduhan-tuduhan itu terkait dengan tindakan-tindakan individu, dan tidak berhubungan langsung ke Huawei Technologies Cos Ltd.

(Uu.SYS/A/M016/A/E002) 13-01-2019 22:22:59

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019