Jakarta, 14/1 (Antara) - Produsen baterai utama di Korea Selatan, Samsung SDI Co. mengatakan pada Senin akan memperkenalkan jajaran baterai terbaru untuk kendaraan listrik (EV) dan model hibrida dalam ajang North American International Auto Show (NAIAS) 2019 yang berlangsung di Detroit.

Dilansir Yonhap, Senin, unit pembuat baterai dari Samsung Electronics Co. itu akan memamerkan beragam sel, modul, dan paket baterai di NAIAS, yang berlangsung mulai 14 hingga 27 Januari di Detroit, Michigan.

Samsung SDI akan menghadirkan baterai berkapasitas tinggi dan cepat untuk kendaraan listrik dan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEVs) dengan tema "Charged for Auto 2.0" untuk menarik minat produsen mobil global yang mencari produk khusus untuk kendaraan listrik mereka.

Auto 2.0 sendiri merupakan konsep yang diperkenalkan oleh bank investasi Amerika Serikat Goldman Sachs pada tahun 2017, mengacu pada industri otomotif generasi berikutnya yang dipimpin oleh kendaraan listrik dan otonom, dikombinasikan dengan model bisnis baru untuk ekonomi berbagi.

Samsung SDI juga berencana mengungkap peta jalan bisnisnya untuk baterai solid-state, yang dianggap lebih aman daripada baterai lithium-ion yang dibuat dengan elektrolit cair dan memiliki potensi lebih besar untuk kepadatan energi yang lebih tinggi.

Perusahaan sebelumnya mengatakan berencana untuk membangun fasilitas manufaktur paket baterai volume tinggi senilai 62,7 juta dolar AS di Michigan, dan akan menjadi yang pertama pada jenisnya di Amerika Serikat.

Pasar global kendaraan listrik diperkirakan akan mencapai 22 juta unit pada tahun 2025, kenaikan tajam dari perkiraan pada tahun ini yakni 6,1 juta unit, menurut SNE Research, sebuah perusahaan riset pasar yang berfokus pada energi terbarukan.

Baca juga: SK Korea Selatan tingkatkan produksi 10 kali lipat pada 2022

Baca juga: Pendiri Blackwater guyurkan dana untuk berinvestasi logam baterai mobil

Baca juga: Pengembangan mobil listrik mesti selaras pembangunan infrastruktur


Baca juga: GM jual 200.000 kendaraan listrik di AS pada 2018, picu penghapusan kredit pajak
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2019