Jakarta (ANTARA News) - Forum pariwisata negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Tourism Forum/ATF) tahun 2019 yang mengangkat tema "ASEAN - The Power of One" akan berlangsung 14-19 Januari di Ha Long City, Provinsi Quang Ninh, Vietnam.

Ini adalah forum yang menentukan orientasi umum negara-negara dalam kerja sama ASEAN menuju kawasan "Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas".

Forum juga menunjukkan pentingnya kekuatan dan keindahan bersama dari 10 negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, dalam bekerja sama mencapai tujuan yang sama, yaitu sejahtera, berkelanjutan dan inklusif.

ATF 2019 akan mencakup pertemuan para menteri pariwisata dalam perhimpunan, pertemuan pemimpin Badan Pariwisata Nasional, TRAVEX Tourism Fair dan banyak acara lainnya.

Pertemuan para menteri pariwisata ASEAN serta pertemuan menteri pariwisata ASEAN dengan negara-negara mitra pada 17-18 Januari 2019, yang melibatkan sekitar 200 delegasi, akan fokus pada diskusi tentang peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia untuk pariwisata berkelanjutan dan pengembangan pariwisata inklusif.

Di sela-sela Forum ini, TRAVEX Tourism Fair diselenggarakan pada 16-18 Januari, menghadirkan sekitar 450 stan untuk menarik sekitar 1.500 pembeli, penjual dan media.

Pameran pariwisata profesional tahunan dan berpengaruh di ASEAN dan Asia ini diharapkan dapat menciptakan peluang kontak bisnis pariwisata domestik dengan mitra dari pasar wisata utama, yang menghubungkan rantai program pariwisata dan produk-produk kawasan.

Pada saat yang sama pameran ini diharapkan bisa meningkatkan pariwisata dan investasi serta integrasi perdagangan.

Di ATF 2019 juga akan ada upacara pengumuman peluncuran Buku Cerita Pariwisata di Vietnam dan upacara pemberian penghargaan pariwisata ASEAN (18 Januari 2019).

Upacara pemberian penghargaan pariwisata ASEAN tahun ini mencakup empat kategori, termasuk penghargaan Homestay ASEAN ke-3, penghargaan Toilet Umum ASEAN ke-1, penghargaan Layanan Spa ke-1, dan penghargaan Pariwisata Komunitas Times ke-2.

Acara-acara itu merupakan ajang penting untuk bertukar informasi dan arahan kerja sama, meningkatkan efektivitas kerja sama pariwisata di kawasan untuk memastikan pembangunan berkelanjutan industri pariwisata, mengembangkan ASEAN menjadi tujuan yang umum dan menarik bagi para wisatawan internasional, serta mempromosikan pertukaran pengunjung intra-regional.


Citra Pariwisata Vietnam

Dalam kerangka kerja sama pariwisata ASEAN, Vietnam telah secara aktif berpartisipasi dan memberikan banyak sumbangan penting di bidang pemasaran pariwisata, pengembangan produk pariwisata antarnegara, pengembangan pariwisata berkelanjutan dan bagaimana mengembangkan pariwisata di Vietnam.

Sepuluh tahun sejak ATF 2009, pariwisata Vietnam tumbuh kuat. Pada 2017, Vietnam berada di peringkat ke-6 di dunia dalam pertumbuhan pariwisata berdasarkan kriteria yang dibuat Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan pertumbuhan pariwisatanya terkemuka di Asia.

Pertumbuhan tahunan rata-rata pengunjung internasional Vietnam dalam beberapa tahun terakhir telah mencapai sekitar 30 persen. Ini adalah jumlah yang ingin dicapai oleh banyak negara.

Vietnam juga menarik dana sekitar 15 miliar dolar AS dari Investasi Langsung Asing (FDI) ke sektor pariwisatanya pada 2017. Industri tanpa asap ini menciptakan lapangan kerja dan pendapatan langsung bagi sekitar 2,5 juta orang.

Pariwisata secara bertahap menjadi sektor ekonomi utama yang memiliki kontribusi langsung terhadap GDP negara di Vietnam.

Pada 2018, Vietnam menyambut lebih dari 15 juta pengunjung internasional dibandingkan dengan angka 13 juta pada 2017, serta sekitar 80 juta wisatawan domestik.

Total pendapatan dari pariwisata negara ini pada 2018 mencapai 620 ribu miliar VND (hampir 2,6 miliar dolar AS).

Penyelenggaraan ATF 2019 akan membawa efek praktis bagi kerja sama pariwisata regional ASEAN, yang menghubungkan pariwisata Vietnam di dalam blok.

Ajang ini juga merupakan peluang bagi Vietnam untuk meningkatkan posisi dan citra pariwisatanya di kawasan dan dunia, serta mempromosikan tempat-tempat dan fasilitas wisatanya.


Indonesia dan Vietnam

Vietnam dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menyelenggarakan banyak forum dan seminar untuk menemukan cara bekerja sama dan mempromosikan pengembangan pariwisata antara kedua negara yang memiliki banyak kesamaan dalam budaya dan sejarah.

Dengan dukungan tawaran penerbangan langsung Ho Chi Minh - Jakarta dari perusahaan VietjetAir, Vietnam ingin menarik lebih banyak wisatawan Indonesia ke daerah-daerah wisatanya.

Pada 2017 ada 81.000 turis Indonesia datang ke Vietnam, meningkat 16 persen dibandingkan 2016.

Vietnam ingin menarik lebih banyak turis Indonesia dengan berbagai objek dan fasilitas wisatanya.

Negara ini memiliki Teluk Ha Long (Quang Ninh), Phong Nha Ke Bang, Son Doong (Quang Binh), Trang An (Ninh Binh), Sapa (Lao Cai), Mu Cang Chai (Yen Bai), Ban Gioc (Cao Bang), pantai-pantai indah yang membentang dari utara ke selatan dengan hidangan laut segar yang lezat.

Selain itu Vietnam menawarkan beragam hidangan unik seperti nem, dan pho, serta warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.

Potensi yang beragam membantu Vietnam mengembangkan lebih banyak jenis pariwisata, termasuk wisata budaya, masakan, hiburan, eksplorasi, dan petualangan untuk memenuhi permintaan wisatawan yang semakin meningkat.

Bermodal beragam produk wisata, keramahan warga, kebijakan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pengunjung, pembebasan visa bagi warga negara ASEAN dan pasar utama lainnya, dukungan agen perjalanan dan media, Vietnam ingin menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pertumbuhan industri pariwisatanya.

Baca juga: Indonesia-Vietnam peringati 63 tahun hubungan bilateral
Baca juga: Bisakah pakai aplikasi GOJEK Indonesia di Singapura dan Vietnam?

 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019