Indeks Dow Jones turun 0,36 persen, S&P 500 turun 0,53 persen, dan Nasdaq berkurang 0,94 persen
New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena penurunan ekspor China yang tak terduga meningkatkan kembali kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan memicu kehati-hatian di kalangan investor ketika musim laporan laba perusahaan dimulai.

Data menunjukkan bahwa ekspor China secara tak terduga mencatat penurunan paling besar dalam dua tahun pada Desember dan impor juga mengalami kontraksi. Penurunan itu menunjuk pelemahan lebih lanjut di ekonomi terbesar kedua di dunia dan permintaan global yang goyah.

Pembuat chip, yang mendapatkan porsi cukup besar dari pendapatan mereka dari China, terpukul, dengan Philadelphia SE Semiconductor Index turun 1,6 persen. Penurunan sektor teknologi 0,9 persen adalah penyeret terbesar pada S&P 500.

Menurut Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 86,11 poin atau 0,36 persen, menjadi ditutup di 23.909,84 poin. Indeks S&P 500 turun 13,65 poin atau 0,53 persen, menjadi berakhir di 2.582,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 65,56 poin atau 0,94 persen, menjadi ditutup di 6.905,92 poin.

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan global, ekspektasi yang tinggi untuk pertumbuhan perusahaan-perusahaan AS pun berkurang. Analis sekarang memperkirakan bahwa pendapatan S&P 500 akan tumbuh 14,3 persen tahun ke tahun untuk kuartal keempat, sedangkan pada Oktober mereka memperkirakan lonjakan 20,1 persen, menurut data IBES dari Refinitiv.

"Ini akan menjadi sesuatu yang besar untuk melihat apakah perlambatan China itu nyata, atau apakah itu adalah alasan bagi beberapa perusahaan untuk tidak mencapai pertumbuhan tinggi yang terlihat pada kuartal terakhir," kata Craig Birk, kepala investasi di Personal Capital di San Francisco. "Jika segalanya benar-benar melambat, Anda akan mulai melihat itu muncul dalam pendapatan kuartal ini."

Apple Inc telah menunjukkan pelambatan permintaan di China ketika memangkas perkiraan pendapatannya pada 2 Januari.

Namun, musim laporan laba dimulai dengan catatan positif ketika Citigroup Inc mengalahkan estimasi labanya. Saham bank ini naik 4,0 persen dan mendukung sektor keuangan S&P yang naik 0,7 persen.

JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co (WFC.N) akan melaporkan laba mereka pada Selasa waktu setempat.

Menambah suasana suram pada Senin (14/1), penutupan sebagian pemerintahan AS memasuki hari ke-24, menjadikannya penutupan paling lama dari badan-badan federal dalam sejarah AS.

Saham PG&E Corp anjlok 52,4 persen setelah perusahaan listrik AS mengatakan sedang bersiap untuk mengajukan kebangkrutan Bab 11 untuk semua bisnisnya.

Meskipun pada Senin (14/1) turun, S&P 500 telah naik hampir 10 persen dari level terendahnya di Malam Natal, karena optimisme atas pembicaraan perdagangan AS dan China serta harapan bahwa The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga telah mendorong reli saham baru-baru ini.

Jumlah saham yang menurun melebihi yang naik di NYSE dengan rasio 1,76 banding 1; di Nasdaq dengan rasio 2,18 banding 1.

S&P 500 tidak membukukan tertinggi baru 52-minggu dan mencatat satu terendah baru; Komposit Nasdaq mencatat 18 tertinggi baru dan 15 terendah baru.

Volume transaksi mencapai 6,8 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 8,83 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Wall Street merosot, data ekonomi utama AS melemah
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019