Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengaku kecewa karena pasangan Jokowi-Ma'ruf malah menyerang internal partainya dalam debat capres-cawapres pada Kamis malam.

Menurut dia, seharusnya perdebatannya terkait ide-ide kenegaraan bukan menyerang internal partai seperti keterwakilan perempuan.

"Seharusnya perdebatan dalam debat capres mengenai ide-ide kenegaraan dan pengelolaan negara, namun paslon 01 dua kali menanyakan tentang partai sehingga kesannya menyerang," kata Muzani di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis.

Hal itu menanggapi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melontarkan pertanyaan soal jumlah perempuan yang menduduki jabatan strategis di Partai Gerindra yang dipimpin calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Muzani mempertanyakan komitmen awal kedua paslon untuk tidak serang personal namun meskipun demikian, Prabowo-Sandi konsisten untuk tidak menyerang balik personal maupun parpol.

Dia mengatakan Jokowi-Ma'ruf juga menyerang terkait kasus informasi bohong yang disampaikan Ratna Sarumpaet, namun Prabowo-Sandi memilih tidak menyerang balik karena tidak ada dampaknya untuk perbaikan hidup masyarakat.

"Emosi harus ditunjukan dengan sebuah kekuatan bukan balasan yang berbalas pantun, rakyat Indonesia tidak suka itu," ujarnya.

Menurut dia secara keseluruhan penampilan Prabowo-Sandi dalam debat tersebut cukup baik dan sesuai harapan.

Hal itu menurut dia tidak terlepas dari sikap tenang dan rileks yang ditunjukkan Prabowo sebelum debat berlangsung misalnya mantan Komandan Kopassus tersebut berolahraga renang pada pagi hari lalu berbincang santai dengan para sahabatnya.

"Agenda Prabowo dari Kamis pagi itu renang lalu mendengarkan pandangan sahabatnya dan membaca buku," katanya.

Sebelumnya, KPU RI menyelenggarakan debat capres-cawapres perdana dengan mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1) malam.

Dalam debat tersebut, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo melontarkan pertanyaan soal jumlah perempuan yang menduduki jabatan strategis di Partai Gerindra yang dipimpin calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

"Dalam visi misi bapak, bapak menyebutkan setiap kebijakan akan berspektif gender dan perempuan dan akan memprioritaskan pemberdayaan perempuan tapi saya lihat struktur partai yang bapak pimpin mulai dari ketua partai, ketua dewan pembina, ketua harian, wakil ketua harian, sekjen, bendahara, semuanya laki-laki, bagaimana bapak menjawab inkosistensi ini?" tanya Jokowi.

Jokowi melontarkan pertanyaan bebas dalam sesi debat pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 yang mengangkat tema hukum, HAM, korupsi dan terorisme.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019