Saya berbahagia sekali siang hari ini bisa bertemu dengan seluruh penerima program Mekaar dan juga account officer atau AO nya
Garut (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan senang sudah lebih dari satu juta ibu di Provinsi Jawa Barat yang mengakses program bantuan untuk berwirausaha mikro dari Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

"Saya berbahagia sekali siang hari ini bisa bertemu dengan seluruh penerima program Mekaar dan juga account officer  atau AO nya. Saya senang sekali di Provinsi Jawa Barat sudah satu juta lebih penerima program Mekaar. Di Kabupaten Garut sendiri juga sudah banyak sekali, 87 ribu yang sudah menerima program Mekaar khususnya ibu-ibu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara peninjauan program Mekaar binaan PNM oleh Presiden Jokowi di Halaman Masjid Besar Cibatu, Garut, Jumat.

Presiden Jokowi mengaku sudah mengecek secara langsung beberapa ibu yang sudah mendapatkan pinjaman mikro yang jumlahnya beragam ada yang Rp2 juta, ada yang Rp3,5 juta, dan lain-lain. Meski jumlah pinjamannya relatif kecil, Presiden mengapresiasi kemauan para ibu untuk merintis usaha dari bawah.

"Tapi bagus bahwa memang dimulai dulu dari bawah. Dapat Rp2 juta rajin mengangsurnya, tepat waktu, bisa naik nanti ke Rp3 juta. Bisa naik lagi ke Rp4 juta. Bisa naik lagi ke Rp10 juta. Kalau sudah naik, mentok, nanti pindah ke yang namanya program KUR yang Rp25 juta dan bisa Rp500 juta," katanya.

Menurut Presiden, jika usaha semakin besar maka mereka bisa naik kelas dan semakin sejahtera. "Kalau usahanya semakin besar kalau dulu warungnya satu naik kelas warungnya (jadi) dua, naik lagi warungnya tiga, naik kelas lagi bisa warungnya seratus. Kenapa tidak?" katanya.

Ia menegaskan, kerja keras itu pasti menghasilkan asal disiplin dan tepat waktu. "Memang berusaha harus seperti itu. Saya dulu mulai juga seperti ibu-ibu semua, sama. Mulai dari supermikro, masuk ke mikro, masuk ke kecil, naik-naik gitu," katanya.

Ia mencatat sudah ada lima pelaku usaha dari Garut yang sudah lulus dari program Mekaar kemudian masuk ke program KUR di BNI 46. 

Hal itu menandakan bahwa program pendampingan melalui Mekaar dari PNM telah mampu melahirkan wirausaha yang berhasil. "Tetapi sekali lagi berusaha itu tidak mudah. Tetapi kalau kita gigih, kita kerja keras, itu akan memudahkan dalam kita berusaha," katanya.

Presiden menegaskan, dulu saat masih menjadi pengusaha ia memulai usahanya dari bawah dengan karyawan hanya dua orang tapi kemudian menjadi besar dengan kerja keras.
Ia menambahkan bahwa semua mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses.

Presiden berdialog dengan dua ibu yakni Heni Yuniati yang merintis usaha lampu LED dan lampu emergency serta seorang ibu bernama Sifa Ariani yang menjalankan usaha sembako dan kredit barang.

Kepada Presiden keduanya mengaku menggunakan pinjaman dari program Mekaar untuk memulai usaha dan tidak menemui banyak kesulitan karena mendapatkan pendampingan secara berkelompok dan dipandu petugas AO.

Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) merupakan program pinjaman PNM kepada ibu-ibu keluarga prasejahtera sekaligus merupakan upaya pemerintah dalam membantu keluarga prasejahtera yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. 

Mekaar memberikan peminjaman modal serta penanaman nilai penting bagi setiap nasabah untuk jujur dalam melakukan usahanya, disiplin dalam kehadiran disetiap pertemuan dengan kelompok dan juga mengangsur pinjaman serta kerja keras untuk terus mengembangkan usahanya.

Setelah berdialog dengan ibu-ibu, Presiden kemudian menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Besar Cibatu. Setelah salat Jumat, Presiden di lokasi yang sama membagikan sertifikat tanah wakaf melalui program reformasi agraria.

Pada kesempatan itu Presiden didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Koordinator Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
 
Baca juga: Presiden temui ibu-ibu Mekaar setibanya di Garut

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019