Bekasi (ANTARA News) - Psikolog Universitas Padjadjaran Bandung Indah Sundari Jayanti mengemukakan kasus perundungan atau bullying  di tengah masyarakat merupakan dampak negatif dari perkembangan teknologi media sosial yang masif.

"Bullying terjadi karena para pelakunya merasa lebih hebat, lebih baik, atau lebih segalanya. Dia memanfaatkan media sosial karena identitasnya bisa disembunyikan," kata Indah di Bekasi, Jumat.

Hal itu diungkapkan finalis ajang pencarian hijabers berbakat itu dalam diskusi publik Universitas Gunadarma yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Regional Kalimalang di Auditorium J612 Kampus J6.

Indah mengatakan kasus perundungan` mulai marak di media sosial sejak berkembangnya teknologi saat ini, khususnya media sosial.

"Situasi ini bisa berdampak buruk untuk pelaku maupun korban jika terus terjadi," katanya.

Dalam diskusi itu, tema yang diangkat adalah Body Shaming, Bullying, and Self Harm in Millennial Generation untuk memberikan edukasi kepada kalangan mahasiswa.

Para pelaku perundungan, kata Indah, kurang memiliki kepekaan sosial serta minim rasa simpati dan empati, sehingga cenderung menghiraukan konsekuensi akibat serta minimnya rasa tanggung jawab.

"Di media sosial, pelaku lebih gampang mem-bully, karena identitas tertutup, jauh dari korban," ujarnya.

Indah mengimbau setiap pribadi harus menjadi teman yang baik, lebih peka terhadap situasi sosial, memanfaatkan teknologi secara cerdas dan terus menjalin komunikasi dengan para tenaga ahli di bidang terkait.

"Bagi korban, agar berani berbagi atau bercerita, dekati orang atau kegiatan yang berdampak positif, serta bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019