Jakarta (ANTARA News) - Lumbung Dana Indonesia (LDI) menawarkan skema baru untuk memperbaiki manajemen risiko kredit di industri keuangan berbasis internet (fintech) Indonesia.

Terobosan tersebut diharapkan mampu menjadi solusi bukan hanya bagi kesehatan perusahaan Fintek, namun juga menjadi nilai lebih bagi keamanan data nasabahnya, demikian rilis dari LDI yang diterima, Sabtu.

Salah satu pendiri LDI Rico Rustombi mengatakan bahwa kombinasi manajemen resiko yang lebih baik dan kemampuan pengumpulan dana yang massif akan makin menguatkan industri Fintek Indonesia.

"Hal ini sangat berbeda dengan model bisnis bank konvensional karena kemampuan penyaluran dana sepenuhnya tergantung kepada bank bersangkutan," katanya.

Dia menyakini manajemen dari perusahaan P2P Lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 21 Desember 2018, yakni model bisnis yang dijalankan akan memberi manfaat maksimal bagi pemilik dana maupun peminjam dana.

Rico menjelaskan Lumbung Dana akan melakukan kajian untuk mengetahui profil risiko kreditur/peminjam berdasarkan acuan perbankan. dan hasilnya dapat dipakai pemilik uang dalam mengambil keputusan soal pemberian pinjaman.

Melalui mekanisme tersebut, maka four eyes principles dalam review kredit yang biasanya dijalankan perbankan, jadi diperkaya dengan kajian yang dilakukan langsung oleh lender sebagai memegang kewenangan dalam pengambilan keputusan kredit.

“Yang menjadi pembeda dengan fintech P2P lending lainnya, Lumbung Dana menyediakan platform yang menyalurkan pinjaman produktif maupun konsumtif bagi pelaku UMKM dan karyawan dari perusahaan-perusahaan yang telah bekerja sama dengan LDI,” lanjut Rico.

Menurutnya, banyak UMKM yang belum bisa mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan konvensional lainnya. Biasanya mereka terhambat persyaratan dan proses yang kompleks, sementara potensi mereka untuk berkembang secara ekonomi cukup bagus. Dukungan keuangan menjadi sangat penting bagi UMKM seperti ini agar dapat meningkatkan skala bisnisnya.

Mantan Menteri Keuangan Dr Muhamad Chatib Basri mengatakan salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia adalah inklusi finansial.

Karenanya dia menyambut baik upaya yang dilakukan anak-anak muda dalam hal penyediaan dana pinjaman melalui fintech.

Mantan Menteri Perindustrian RI, MS Hidayat mengatakan inovasi pendanaan yang diciptakan fintech akan sangat membantu sektor UMKM untuk mendapatkan akses yang langsung dan mudah ke permodalan.

“Saya gembira dan mendukung upaya yang dilakukan Lumbung Dana dalam menciptakan inovasi dan solusi untuk membantu UMKM. Tumbuh dan berkembangnya UMKM akan mempercepat peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Rico menjelaskan Lumbung Dana juga akan memberikan fasilitas pinjaman yang dikenal sebagai Employee Loan, yakni program yang diperuntukkan bagi karyawan dari perusahaan-perusahaan yang telah bekerja sama dengan Lumbung Dana, yang disebut sebagai perusahaan Anchor.

“Keberadaan Anchor menjadi salah satu aspek penting bagi Lumbung Dana untuk memitigasi risiko gagal bayar. Lender pun sebagai pemilik dana terlibat secara aktif dan mutlak sejak awal,” jelas Rico. 

Baca juga: Tongdun bantu akselerasi fintech dengan teknologi anti-penipuan
Baca juga: Fintech Tunaiku kucurkan kredit satu triliun rupiah selama 2018
Baca juga: OJK berkomitmen awasi perusahaan pinjaman daring

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019