Bandung (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mendorong santri agar kreatif dan memiliki jiwa kewiraswastawan yang dia sebut santripreneur, sehingga dapat mandiri dan poruktif. 

"Hari ini saya bergembira karena ada peluncuran warung Kopi Abah. Abah itu panggilan saya. Jadi ini kopi saya," kata dia, dalam sambutannya, pada peluncuran Warung Kopi Abah, di Jalan Karapitan, Bandung, Sabtu. 

Hadir pada acara itu, antara lain, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Nu'man Abdul Hakim, caleg Partai NasDem, Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) IGK Manila, putra KH Ma'ruf Amin, Ahmad Syauqi, dan para relawan.

Menurut Ma'ruf Amin, Warung Kopi Abah ini adalah gerakan usaha para santri milenial, yang berusaha membangun usaha agar mandiri dan produktif.

"Saya menyarankan para  santri, agar jangan jadi beban. Santri  harus kreatif, harus dapat membangun jiwa bisnis, membangun usaha di bidang ekonomi supaya mandiri," katanya.

Menurut dia, para santri kemudian mencoba membangun usaha, sehingga muncul istilah "Gus Iwan", artinya santri bagus, pintar ngaji, dan usahawan. "Jadi, ini semacam ikon. Jadi santripreneur," katanya.

Kiai Ma'ruf menambahkan, santripreneur ini harus dikembangkan, agar dapat memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara, yakni turut membangun ekonomi rakyat.

Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf juga menjelaskan, dia meluncurkan istilah ekonomi arus baru Indonesia. "Karena arus lama itu pembangunannya dari atas yang melahirkan konglomerat, diharapkan kemudian menetes ke bawah, tapi tidak menetes-netes," katanya.

Menurut dia, konglomerat yang sudah menjadi besar, tapi tatpi tidak pernah menetes membantu usaha kecil, sehingga terjadi kesenjangan, antara usaha yang kuat dengan usaha rakyat yang lemah. "Karena itu, saya meluncurkan arus baru ekonomi Indonesia, yakni membangun ekonomi rakyat atau ekonomi umat dari bawah sehingga ekonomi rakyat dapat tumbuh," katanya.

Kalau rakyat menjadi kuat, kata dia, mana negara Indonesia akan kuat, dan sebaliknya kalau rakyatnya lemah maka negara akan menjadi lemah. "Rakyat yang masih lemah perlu dikuatkan, perlu diberikan bantuan modal dan keterampilan agar bisa mendiri," katanya.
 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019