Ini perkembangan yang baik, baik dilihat dari konektivitas dan angkutan udara, maupun untuk masyarakat di sekitar sini sehingga kita senang melihatnya
Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memantau pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.

Darmin dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo serta para pejabat pemerintah setempat. 

Rombongan tersebut melihat jalannya pembangunan infrastruktur bandara udara yang berjalan sejak 27 Januari 2017, mulai dari pembangunan jalan akses terowongan Jalur Lintas Selatan, landasan pacu hingga terminal penumpang.

Darmin seusai melakukan pantauan tersebut memberikan apresiasi atas percepatan pembangunan infrastruktur udara dalam dua tahun terakhir sehingga diharapkan bandara itu bisa mulai beroperasi secara minimal pada April 2019 untuk penerbangan internasional.

"Ini perkembangan yang baik, baik dilihat dari konektivitas dan angkutan udara, maupun untuk masyarakat di sekitar sini sehingga kita senang melihatnya," kata Darmin.

Selain itu, Darmin mengharapkan pembangunan bandara udara internasional itu bisa mendorong peningkatan kegiatan pariwisata di wilayah Yogyakarta serta menggairahkan kegiatan perekonomian secara khusus di kawasan Kulon Progo.

"Pariwisata akan cepat berkembang, jauh lebih cepat dari apa yang kita alami saat ini. Selain itu, selain pariwisata, juga kerajinan, hasil industri, dan macam-macam itu, karena turis pasti belanja," kata Darmin.
Suasana pembangunan Bandara Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (19/1). (Satyagraha)
New Yogyakarta International Airport atau Bandara Kulon Progo merupakan salah satu proyek infrastruktur pemerintah yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) seluas 587,26 hektare untuk menggantikan Bandara Adisutjipto yang mulai kelebihan beban. 

Sebelum pembangunan berjalan, banyak warga yang menentang proyek itu karena dinilai menggusur mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar petani dan petambak.

Namun, penolakan tersebut dapat terselesaikan oleh pemerintah dengan pembebasan lahan yang telah dilakukan mencapai 94 persen. 

Untuk menyelesaikan masalah efek pergeseran pekerjaan masyarakat sekitar, pemerintah berupaya untuk melakukan kesesuaian antara kebutuhan industri dan kualitas SDM dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) di kawasan sekitar.

Menurut perkiraan, pembangunan Bandara Kulon Progo ini mampu mengurangi pengangguran hingga 40 persen atau sekitar 3.000 orang dari 8.000 orang yang menganggur dan berimplikasi pada penurunan kemiskinan sebesar 10 persen. 

Baca juga: Kemenhub operasikan kereta jemputan Bandara Yogyakarta Baru

Baca juga: Sultan minta warga tidak halangi pembangunan bandara Kulon Progo



 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019