Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di wilayah Jakarta. 
     
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di wilayah Jakarta secara keberlanjutan. "Masyarakat diimbau terlibat dalam mewaspadai dan mengantisipasi penyakit DBD di Jakarta," kata Widyastuti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
     
DBD merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi bagian tubuh dan sistem peredaran darah manusia, serta ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti atau Albopictus betina yang terinfeksi. 
     
Gejala DBD biasanya diawali dengan demam, nyeri otot dan sendi, terdapat bintik/ruam merah di kulit disertai mual dan nyeri ulu hati pada kasus yang parah dapat terjadi pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa. "Kami harap warga juga ikut berpartisipasi aktif melakukan PSN agar lingkungan bebas dari jentik nyamuk," kata Widyastuti. 
     
Guna mencegah wabah DBD, warga diminta menguras tampungan air dan memelihara tanaman yang efektif mengusir nyamuk, serta membuat lavitrap atau perangkap untuk mencegah nyamuk berkembang biak, katanya.
     
Menurutnya, peningkatan curah hujan dan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk yang dapat menularkan virus dengue dan menyebabkan penyakit DBD. 
     
Widyastuti juga menyerukan warga agar segera memeriksakan diri ke puskesmas maupun rumah sakit jika mengalami demam tinggi lima hingga tujuh hari. "Kami sudah imbau rumah sakit dan puskesmas untuk menyiapkan SDM dan sarana penunjang," katanya.*


Baca juga: Hingga 14 Januari 2019 ada 111 kasus DBD DKI Jakarta

Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua warga Madiun



 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019