Untuk hal tersebut MUI mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali kepada jati diri bangsa yaitu Pancasila dan nilai-nilai agama agar terjauh dari perbuatan yang dapat merusak martabat manusia
Jakarta, 21/1 (Antara) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Luki Hermawan dan jajarannya yang berhasil mengungkap jaringan prostitusi daring yang melibatkan para artis dan model. 

"MUI berharap kasus ini terus dikembangkan untuk dapat menjerat bukan saja kepada para pelaku tetapi juga semua pihak yang terlibat dalam bisnis prostitusi tersebut," kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan bisnis prostitusi perkembangannya sangat mengkhawatirkan karena pelakunya melibatkan publik figur dan kalangan artis sebagai pekerja seksual (PSK).

Hal itu, kata dia, dapat berakibat buruk terhadap para remaja karena dikhawatirkan mereka meniru gaya hidup seperti itu. Terlebih tawaran imbalan dalam praktik yang tergolong perdagangan orang itu bernilai fantastis.

"Untuk hal tersebut, MUI meminta kepada Polri untuk menuntaskan masalah ini dengan serius dan sungguh-sungguh," katanya.

Dia mengatakan sangat prihatin dengan semakin maraknya praktik kehidupan yang melanggar nilai-nilai agama, etika dan susila.
   
Berbagai bentuk kejahatan dan pelanggaran nilai-nilai susila seringkali terjadi misalnya maraknya perilaku seks bebas, hubungan sesama jenis, perdagangan orang, prostitusi, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya.

"Untuk hal tersebut MUI mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali kepada jati diri bangsa yaitu Pancasila dan nilai-nilai agama agar terjauh dari perbuatan yang dapat merusak martabat manusia," kata dia.

***3***

Baca juga: Prostitusi daring dan pemberitaan bias gender

Baca juga: Polisi ungkap bisnis prostitusi daring di Samarinda

Baca juga: Mahasiswi jadi germo daring ditangkap

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019