Jakarta (ANTARA News) - Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pembangunan Karakter Kemendikbud Dr Arie Budhiman mengatakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) harus disesuaikan dengan kondisi daerah.
  
"PPK sangat diperlukan dan harus disesuaikan dengan kondisi kontekstual masing-masing daerah," ujar Arie dalam peluncuran buku panduan PPK di Jakarta, Selasa.
       
Dia menjelaskan  PPK merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini, yang diterjemahkan melalui Peraturan Presiden No.87/2017 tentang PPK.
     
Arie berharap buku panduan yang diluncurkan bersama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) itu dapat memberikan manfaat terutama daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
     
PPK sebagai model pembelajaran yang bertumpu pada kekayaan kearifan lokal, yang dipandang mampu menjadi solusi alternatif untuk mempersiapkan generasi emas di Indonesia 2045.
  
WVI mendokumentasikan berbagai modul pelatihan dan buku panduan penguatan pendidikan karakter untuk para guru. "Buku ini berdasarkan pengalaman kami di lapangan. WVI berinisiatif memformulasikan strategi penerapan pendidikan konstektual ke dalam versi yang generik," ujar Ketua Tim Pendidikan WVI, Mega Indrawati.
  
Buku tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan bagi pegiat pendidikan dalam penerapan penguatan pendidikan karakter di skala nasional terutama di wilayah 3T.
   
Perwakilan dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara, Yusuf , mengatakan ada lima karakter yang ditumbuhkan melalui PPK yakni religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
     
"Dalam konteks LPMP, integrasi nilai karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran menjadi prioritas. LPMP sebagai salah satu lembaga yang menerapkan PPK, berharap buku ini menjadi panduan bagi para guru yang menerapkan PPK di daerah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan," kata Yusuf.*



Baca juga: Indonesia dan Malaysia fokus pada pendidikan karakter

Baca juga: Pendidikan karakter bekali ketahanan terhadap bencana


 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019