Damaskus (ANTARA News) - Seorang imam satu masjid Suriah yang berulangkali menyerukan jihad melawan pasukan AS ditembak hingga meninggal setelah shalat Jumat, kata beberapa saksi mata dan sumber medis. Sheikh Mahmud Gul Aghassi, yang juga dikenal sebagai Abul Al-Qaaqa, dibunuh oleh seorang pria bersenjata yang keluar dari mobil dan melepaskan tembakan dengan menggunankan senjata otomatis di luar masjidnya di kota Aleppo, Suriah utara, kata beberapa saksi mata. "Seorang pria melepaskan beberapa tembakan ke dada Sheikh. Kerumunan orang mengejar dia dan ia akhirnya menangkapnya. Ia sekarang berada dalam tahanan pihak berwenang," kata Ahmad Haidar. "Sheikh Al-Qaqa meninggal di rumah sakit. Pembunuhnya tak ingin umat Muslim bersatu," katanya. Satu sumber di rumah sakit Ash-Shaaba, Aleppo, juga mengatakan bahwa Imam itu meninggal akibat luka di kepala dan perutnya. Tiga orang yang bersama Sheikh Al-Qaqa cedera dalam serangan itu. Sheikh Al-Qaaqa dikenal karena pandangan anti-Amerika-nya dan berbagai rekaman yang menyerukan jihad melawan pasukan AS, dan telah mendirikan satu kelompok yang merekrut pemuda untuk memerangi pasukan koalisi di Irak. Namun ia belum lama ini telah berbenturan dengan rekan-rekannya sesama pengajur jihad karena ia diduga berkolusi dengan pemerintah Presiden Bashar Al-Assad, dan beberapa laman kelompok garis keras di Internet telah menyerukan agar ia dibunuh. Belum ada komentar dari pemerintah Suriah. Sheikh Al-Qaaqa memiliki ribuan pengikut dan beroperasi di dunia misterius gerakan agama di Aleppo, yang pernah menjadi pusat perdagangan liberal yang telah menjadi lebih agamais dalam beberapa tahun belakangan. Sheikh Al-Qaaqa telah menyerukan jihad, atau perang suci, guna melawan kebijakan AS terhadap Suriah. Banyak ahli mengatakan ia telah memperlunak nada bicaranya belakangan ini dan menjadi tak terlalu aktif. Sheikh Al-Qaaqa menghilang dari Aleppo tahun lalu. Ia kembali tahun ini dan menjadi kepala satu sekolah agama. Ia memimpin shalat di satu masjid di bagian utara kota tersebut. "Saya menantang siapa saja untuk membuktikan bahwa saya pernah menyerukan perlawanan tidak sah atau kekerasan secara membabi-buta terhadap negara apa pun," Al-Qaaqa pernah berkata seperti dilaporkan Reuters dan AFP. Penulis Suriah Shaban Aboud mengatakan Sheikh Al-Qaaqa sebenarnya tak dikenal sebelum serbuan pimpinan AS ke Irak pada 2003, yang menggulingkan Saddam Hussein dari kekuasaan dan menyulut pergolakan antar-aliran. "Serbuan dan kejutan yang ditimbulkannya di kalangan pemuda membuat dia jadi bintang. Ribuan orang mulai pergi ke masjid yang ia pimpin untuk mendengarkan pidatonya yang berapi-api. Sheikh Al-Qaaqa menekankan bahwa ia bukan menentang negara," tulis Aboud tahun lalu di harian Lebanon, An-Nahar. Pemerintah Suriah dituduh oleh Washington dan pemerintah pro-AS di Baghdad membantu petempur asing di balik pembunuhan antar-aliran dan serangan terhadap tentara AS. Damaskus membantah bahwa Suriah membantu gerilyawan. Suriah telah diperoleh oleh Partai Baath sejak 1963 dan merupakan negara yang dipantau secara ketat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007