Bandarlampung (ANTARA News) - Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, Jeffrie Geovanie, memperkirakan "wajah baru" merupakan pesaing terberat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden tahun 2009, dan Gubernur DKI Sutiyoso termasuk yang memiliki "modalitas besar" dalam menghadapi Pilpres itu. "Apresiasi masyarakat biasanya bergantung apakah Capres itu dianggap berhasil membangun daerahnya. Bila dianggap berhasil akan menjadi modalitas besar dalam memenangkan Pemilu Presiden. Sutiyoso mempunyai modalitas itu," kata Jeffrie saat diminta tanggapannya di Jakarta, Sabtu. Dia menyebutkan, sebagai kandidat presiden tahun 2009, Sutiyoso adalah wajah baru karena namanya pada Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun 2004 belum ada yang membicarakannya. Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhamadiyah itu juga berpendapat, pencalonan gubernur dan mantan gubernur untuk maju sebagai calon presiden maupun wakil presiden pada Pemilu Presiden/Wapres tahun 2009 adalah suatu hal menarik dalam dinamika perpolitikan di Indonesia. "Pencalonan gubernur atau mantan gubernur dalam pemilihan presiden mengingatkan kita dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat, banyak yang memenangkan pemilihan presiden adalah gubernur sebelumnya, seperti George W Bush dan Bill Clinton," kata dia lagi. Menurut dia, dengan pernah menjabat gubernur, masyarakat telah memiliki pilihan rasional, serta dapat melihat bukti kelayakan menjadi presiden atau tidak. Karena itu, ia menyebutkan bahwa apresiasi masyarakat biasanya bergantung atas keberhasilan calon dalam membangun daerahnya. Mengenai peluang yang diberikan Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Sutiyoso, dia mengatakan bahwa Sutrisno Bachir sebagai Ketua Umum DPP PAN cenderung memberikan ruang bagi wajah baru pada Pemilu Presiden 2009. "Hal itu tentu positif bagi pendirian PAN sebagai partai yang mengusung wajah baru," katanya pula. Jeffrie menyebutkan hasil beberapa lembaga survai yang menyimpulkan pesaing terberat SBY pada 2009 adalah wajah baru. "Artinya, sikap PAN sejalan dengan aspirasi masyarakat pemilih," kata dia lagi. Setelah melakukan pertemuan dengan pengurus DPP PDIP, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Sutrisno Bachir (SB) menjajaki kerjasama politik dengan Ketua Dewan Syuro PKB Gus Dur. Menurut Sutrisno Bachir, saat ini tidak ada lagi hambatan berarti antara partai berlambang matahari itu dengan kalangan Nahdliyin karena di antara keduanya sama-sama inklusif dan pluralis. Dalam kesempatan berbeda, ia juga menyebutkan bahwa partainya memberikan ruang bagi Sutiyoso untuk maju dalam Pemilu Presiden/Wapres tahun 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007