Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sedang mengkaji Peraturan Daerah (Perda) tentang lanjut usia (Lansia) yang menjamin mereka yang telah berada di usia rentan terjamin pelayanannya dari pemerintah.

"Tahun 2019 ini kita kaji (Perda), kalau berhasil nanti di 2020 ada bantuan, salah satunya kita gratiskan pelayanan-pelayanan kepada Lansia," kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil usai  mengukuhkan dewan pengarah dan pengurus Lembaga Lanjut usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Rabu.

Gubernur Emil mengungkapkan saat ini usia harapan hidup di Jabar adalah 72 tahun, sedangkan persentase antara usia Lansia terhadap jumlah penduduk meningkat dari 7 persen menjadi hampir 10 persen.

"Mereka ternyata masih banyak yang produktif. Nah saya lagi atur siapa saja yang masih ingin memberikan kebermanfaatan apakah ikut mengawasi pembangunan, turun ke sekolah dan lainnya,  karena itu kita harapkan dibuat Perda Lansia seperti di Bali," katanya.

Berdasarkan data dari BPS, jumlah penduduk Lansia di Jabar tahun 2017 sebesar 4,16 juta jiwa atau 8,67 persen dari total jumlah penduduk. Indeks pembangunan manusia sampai tahun 2017 berada di angka 70,69, sedangkan angka harapan hidup laki-laki 70,58 dan perempuan 74,42.

"Ini menjadi indikator bahwa Lansia di Jabar dinilai berumur panjang, hidup sehat dan layak," ujar Emil.

Menurut Emil, salah satu indikasi Kota yang liveable adalah Lansianya suka jalan-jalan keluar rumah karena kota tersebut dinilai aman dan nyaman.

Oleh karena itu, ia mengatakan Pemprov Jabar terus berupaya membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup Lansia, pelayanan dan membangun fasilitas umum untuk Lansia.

"Saya berharap LLI Jabar bersinergi dengan kami untuk menciptakan provinsi Jabar yang ramah lanjut usia dan menjadikan Lansia produktif serta bahagia," ujar Emil.

Sementara itu, Ketua LLI Jabar yang akan menjabat hingga tahun 2023, Nu`man Abdul Hakim mengatakan pertambahan penduduk Lansia di Jabar berdasarkan data statistik meningkat setiap tahunnya.

Menurut Nu`man, di tahun 2010 berada di angka 8,5 persen, tahun 2011 mencapai 8,7 persen, tahun 2012 mencapai  9 persen, tahun 2013 mencapai 9,3 persen, tahun 2014 mencapai 9,6 persen, tahun 2015 mencapai 9,9 persen dan 2018 sudah di angka 11 persen.

"Itu menunjukan bahwa jumlah lanjut usia jauh lebih besar ketimbang angka pertumbuhan," ujar Nu`man yang juga mantan Wakil Gubernur Jabar.

Namun, sejalan dengan itu berdampak pula pada permasalahan kesejahteraan sosial dan kesehatan.

Untuk itu, kata Nu`man, perlu ditingkatkan upaya kemajuan dan melakukan kerja sama kemanusiaan. Dalam hal ini LLI sangat strategis dalam pelayanan sosial para lanjut usia.

"LLI Jabar telah mampu mengkoordinasikan dan melakukan kerja sama kemitraan dalam penyelenggaraan program kesejahteraan sosial lanjut usia juga telah terbangunnya jejaring dan kerja sama sosial lanjut usia dan terlaksananya program pembinaan kesehatan, mental, spriritual, pemberdayaan dan advokasi," kata Nu`man.

Baca juga: Alzheimer, "hantu" lansia

Baca juga: Pemkot Denpasar tingkatkan santunan lansia telantar

Baca juga: Jaminan hidup diberikan kepada seluruh lansia miskin di Yogyakarta



 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019