Makassar, Sulawesi Selatan (ANTARA News) - Pemerintah Kota Makassar meliburkan sementara murid-murid sekolah yang terdampak banjir.

"Kriterianya jelas, terendam air. Guru-guru dan siswa diliburkan sementara sampai keadaan membaik dan cuaca normal kembali," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat mengunjungi posko pengungsian Blok 8 Perumnas Antang, Makassar, Kamis.

Hujan deras yang dalam beberapa hari melanda sebagian wilayah Sulawesi Selatan menyebabkan banjir, membuat rumah warga dan fasilitas umum termasuk sekolah tergenang.

"Anak saya ada sekolah di swasta, banyak guru-guru tidak datang karena tinggal di Gowa, tenggelam rumahnya," katanya. 

"Kenapa saya lakukan itu, karena mencegah, sebab kemarin saya agak tegang tentang bukaan air di Bendungan Bili-bili," kata Wali Kota mengenai alasannya memutuskan meliburkan murid sekolah terdampak banjir.

Pria yang disapa akrab Danny Pomanto itu mengemukakan pemerintah kota sudah bersiap mengantisipasi kemungkinan peningkatan debit air bendungan sampai melampaui batas maksimum.

"Kita tidak mau ambil risiko. Tetap kita harus stand by karena hujan belum reda untuk langkah antisipasi," katanya.

Di Makassar, banjir menggenangi sejumlah sekolah termasuk SMPN 19 di Jalan Tamangapa Raya III, serta beberapa sekolah dasar di wilayah Kecamatan Manggala dan Kecamatan Biringkanaya.

Sementara di wilayah Sulawesi Selatan secara keseluruhan ada 32 sekolah di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Jeneponto yang terdampak banjir dan tanah longsor. 

Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo sebelumnya mengatakan murid-murid sekolah yang terdampak bencana banjir dan longsor diliburkan sementara. 

"Untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu hal yang bisa merugikan anak didik kita. Fasilitas sekolah tentu lumpuh dengan kondisi seperti ini, maka diliburkan. Bagi sekolah yang tidak terkena bencana diharapkan tetap melakukan aktivitas seperti biasa," katanya. 

Baca juga: Hujan deras, Makassar terendam banjir
Baca juga: 5.825 jiwa terdampak banjir di Sulawesi Selatan

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019