Indeks dolar AS naik 0,51 persen menjadi 96,6067 pada akhir perdagangan
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena sejumlah data ekonomi positif mendukung prospek mata uang.

Dalam pekan yang berakhir 19 Januari, klaim pengangguran awal AS, angka kasar untuk mengukur pemutusan hubungan kerja (PHK), tercatat 199.000, turun 13.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (24/1).

Angka PHK tersebut merupakan level terendah untuk klaim awal sejak 15 November 1969 ketika itu mencapai 197.000.

Sementara itu, dikutip dari Xinhua, euro mundur setelah laporan terbaru menunjukkan ekonomi kawasan euro sedikit lebih dekat dengan stagnasi pada awal 2019, dengan perusahaan-perusahaan membukukan kenaikan terlemah dalam output selama lima setengah tahun dan penurunan pertama dalam permintaan selama lebih dari empat tahun.

Indeks Pembelian Manajer (PMI) Komposit Zona Euro IHS Markit turun menjadi 50,7 pada Januari dari 51,1 pada Desember, terendah sejak Juli 2013, penyedia informasi global IHS Markit melaporkan pada Kamis (24/1).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama sainggannya, naik 0,51 persen menjadi 96,6067 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1299 dolar AS dari 1,1382 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3051 dolar AS dari 1,3063 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7086 dolar AS dari 0,7141 dolar AS.

Dolar AS dibeli 109,68 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,57 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9967 franc Swiss dari 0,9947 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3352 dolar Kanada dari 1,3343 dolar Kanada.

Baca juga: Tertekan penguatan dolar AS, emas berjangka turun jadi 1.279,8 dolar per ounce
Baca juga: IHSG ditutup menguat dipicu aksi beli dan apresiasi rupiah

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019