Jakarta (ANTARA News) - Banjir dan longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan hingga Jumat pukul 12.00 WIB telah mengakibatkan 59 orang tewas dan sebanyak 25 orang hilang, hal itu disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Selain itu, sebanyak 47 orang luka-luka, 6.596 orang terdampak, 3.481orang mengungsi, 79 unit rumah rusak, dua unit hanyut, 26 rusak berat, dua rusak sedang, 14 rusak ringan, lima rumah tertimbun, sebanyak 4.857 unit rumah terendam, dan 11.876 hektar sawah terendam banjir.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers di Jakarta, Jumat mengatakan 61 kecamatan di 13 kabupaten dan kota terdampak bencana tersebut, yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.

"Banjir sudah surut di beberapa wilayah. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban," kata dia.

Sutopo mengatakan bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak, BPBD bersama BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kemensos, Kemenkes, Kementerian PU Pera, SKPD, NGO, relawan dan berbagai unsur lainnya terus membantu penanganan darurat.

Kepala BNPB Doni Monardo telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp1,15 miliar dan logistik senilai Rp828,9 juta untuk penanganan darurat di Sulawesi Selatan. 

Bantuan langsung diterima Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah di Kantor Gubernur Sulsel pada Rabu (24/1).

Dana siap pakai digunakan untuk operasional tanggap darurat bagi BPBD Sulsel, BPBD Gowa, BPBD Jeneponto, BPBD Maros dan BPBD Kota Makassar. 

Bantuan logistik berupa tenda gulung 250 lembar, sandang 425 paket, selimut 560 lembar, paket perlengkapan keluarga 100 paket, perlengkapan bayi 202 paket, matras 240 lembar, kantong mayat 30 lembar, karung pasir 300 lembar, makanan siap saji 540 paket, lauk pauk 714 paket, dan makanan tambahan gizi 690 paket.

Baca juga: Pasokan listrik Sulawesi Selatan sudah 80 persen pulih pasca-banjir
Baca juga: Bulog siapkan 20 ton beras untuk korban banjir di Sulawesi Selatan

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019