Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjaga persatuan, merawat, dan menjaga persaudaraan antara saudara sebangsa dan setanah air.

"Saya ajak Bapak Ibu semuanya khususnya Muslimat NU untuk bersama-sama menjaga persatuan kita, merawat dan menjaga persaudaraan kita, kerukunan kita, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah kita, jangan sampai perbedaan kita menjadi tidak seperti saudara padahal kita adalah saudara sebangsa setanah air," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan sekitar 100.000 Muslimat NU yang hadir dari seluruh Tanah Air di Maulidurrasul-Harlah 73 Tahun Muslimat NU dan Doa untuk Keselamatan Bangsa, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu.

Ia menitipkan pesan khususnya menjelang pemilihan umum, karena perbedaan pilihan politik rentan menjadi hal yang menimbulkan perpecahan.

Mantan Gubernur DKI itu prihatin kondisi saat ini ketika perbedaan pilihan politik justru menjadikan antarsaudara sebangsa dan setanah air saling mencela dan menghina satu sama lain.

"Jangan seperti itu, jangan saling mencela. Boleh tidak saling mencela, saling menghina, saling mengejek, menyebarkan hoaks. Kita ini adalah saudara sebangsa setanah air," katanya.

Menurut dia, sudah sunatullah atau sudah menjadi hukum Alloh bahwa bangsa Indonesia diciptakan berbeda-beda dalam segala hal termasuk suku, adat, agama, tradisi, budaya, hingga bahasa daerah.

Presiden pada kesempatan itu menyapa anggota Muslimat NU yang hadir dari seluruh Tanah Air dengan sapaan singkat dari daerahnya masing-masing.

"Ada juga yang dari Jawa Barat, sampurasun, ada juga dari jawa Tengah jawa Timur, sugeng enjing. Ada enggak yang dari Lampung? tabik pun, ada enggak yang dari Medan? Horas, ada yang dari DKI Jakarta, selamat pagi," kata Presiden.

Ia menyambut baik  antusiasnya perwakilan Muslimat yang hadir bahkan ada yang dari Papua dan Papua Barat.

Kehadiran para Muslimat juga dianggap Presiden melambangkan keberagaman Indonesia sebagai negara yang besar.

"Inilah negara Indonesia yang sangat besar. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. penduduk kita sekarang sudah 260 juta, 149 juta bertempat tinggal di Pulau Jawa, tetapi masih ada 17 ribu pulau lagi yang kita miliki," katanya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan kembali Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Indonesia juga disebutkannya kembali sebagai negeri yang majemuk dengan perbedaan-perbedaan, bermacam-macam, warna-warni, beranekaragam, berbeda suku, berbeda agama, berbeda adat, berbeda tradisi, dan berbeda bahasa daerah. 

"Oleh sebab itu, tadi sudah disampaikan oleh Ketua Umum Muslimat NU Bu Khofifah, marilah kita menjaga nilai-nilai aswaja, nilai-nilai toleransi saling hargai, saling menghormati, di antara suku yang ada, di antara perbedaan perbedaan agama yang kita miliki," katahya.

Ia juga menekankan mengenai moderasi Islam, Islam yang moderat, tidak yang radikal, tidak yang ekstrem. 
Tetapi mampu menghargai mampu menghormati  saudara   yang lain, yang berbeda agama berbeda suku, berbeda adat, berbeda tradisi, berbeda bahasa daerah.

"Jangan sampai karena perbedaan perbedaan yang tadi saya sebutkan kita menjadi tidak seperti saudara," katanya.

Presiden menyampaikan harapan agar pada Hari Lahir Muslimat NU yang ke-73, Muslimat NU bertambah jaya, barokah, dan Indonesia menjadi negara makmur dan sejahtera.

Baca juga: Stadion diguyur hujan, ibu-ibu Muslimat NU tetap ramaikan Harlah
Baca juga: Banser bantu pengamanan Harlah Muslimat NU



 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019