PLTA Batang Toru di lahan berdekatan dengan sesar Toru, sesar aktif yang membujur di Sumatera Utara
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Nasional Walhi Nur Hidayati mengingatkan banyaknya potensi bencana yang akan terjadi di waktu mendatang, baik karena faktor alam maupun ulah manusia. 

"Kami sangat khawatir di tahun-tahun mendatang, kejadian-kejadian bencana alam akan meningkat, bukan hanya karena alam tapi bencana ekologi yang disebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem," kata Nur Hidayati dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin.

Pasalnya menurut dia, saat ini, banyak proyek pembangunan yang berlokasi di lahan rawan bencana. 

Ia mencontohkan seperti rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara yang menurut dia, memiliki risiko tinggi. Pasalnya PLTA akan dibangun di lahan yang berdekatan dengan patahan atau sesar Toru, sesar aktif yang membujur di Sumatera Utara.

Pihaknya menyayangkan telah terbitnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek tersebut pada tahun 2018.

"Daerah tersebut zona merah. Kalau di situ dibangun dam yang akan menampung air jutaan liter, akan menambah beban. Dikuatirkan akan menimbulkan bencana kalau sesar tersebut bergerak," katanya.

Nur juga menjelaskan bahwa saat ini masih terjadi eksploitasi sumber daya alam yang membahayakan lingkungan.

"Meski ada moratorium, tapi tetap ada proses-proses membuka izin batu bara, kelapa sawit. Ini sangat mengkhawatirkan," katanya.

Ia meminta pemerintah agar dalam pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi saja tapi juga memperhatikan risiko bencana. 

"Pemerintah tidak sensitif pada isu bencana. Apapun dilakukan untuk investasi," katanya. 

Baca juga: Sumsel alami 176 bencana ekologis, sebut Walhi
Baca juga: Walhi minta pemerintah batalkan pelepasan hutan di Buol

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019