Surabaya (ANTARA News) - Pengurus Seksi Wartawan Olahraga PWI Jatim bersama panitia pelaksana menemui Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjelang pelaksanaan Futsal Battle Island (FBI) SIWO Cup 2019 di rumah dinasnya, Selasa.

"Surabaya jadi tuan rumah gelaran FBI Siwo Cup 2019, untuk itu selain silaturrahim kami juga meminta arahan terkait pelaksanan turnamen," kata Ketua SIWO PWI Jatim, Erwin Muhammad saat bertemu dengan Whisnu.

Menurut dia, kedatangannya bersama pengurus SIWO PWI Jatim lainnya bertujuan meminta masukan dan arahan dari Whisnu Sakti Buana yang juga Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persebaya Surabaya terkait pelaksanaan (FBI) SIWO Cup 2019 dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2019 yang akan digelar di GOR Ubaya Surabaya pada 6-7 Februari 2019.

Erwin mengatakan Whisnu cukup kompeten untuk dimintai pertimbangan dengan pengalamanya menangani Persebaya Surabaya.

Hal sama juga dikatakan Manajer Tim Futsal SIWO PWI Jatim, Maulana. Ia mengatakan masukan dari sosok yang sudah berpengalaman menggelar laga berskala nasional sangat perlu. "`Mas WS (Whisnu Sakti Buana) sangat tepat dimintai masukan," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, turnamen FBI SIWO Cup 2019 akan mempertemukan tim-tima dari enam provinsi di Indonesia yang selama ini cukup eksis dalam kegiatan futsal. Keenam provinsi tersebut masing-masing SIWO Jatim, SIWO Sumbar, SIWO Yogyakarta, SIWO Riau, SIWO Kalsel, dan SIWO Sulteng.

`"Sebagai tuan rumah kita belajar dari yang berpengalaman, tentunya bakal memberikan permainan terbaik," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana cukup mengapresiasi pelaksanaan HPN 2019 yang digelar di Jatim khususnya di Surabaya. Puncak HPN sendiri bakal dihadiri Presiden RI Joko Widodo pada 9 Februari mendatang.

Whisnu mengaku bangga dengan keseriusan para jurnalis SIWO PWI Jatim dalam menggelar turnamen. Menurutnya, para jurnalis tidak segan-segan belajar untuk menggelar turnamen berskala nasional. "Ini patut diacungi jempol," kataya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini mengatakan untuk menangani olahraga bukan sekadar menang atau kalah. Namun, kata dia, para pelaku olahraga harus benar-benar merasakan ruh yang ada di dalamnya.

"Kalau ruh itu benar-benar dirasakan, maka yang namanya perselisihan, salah paham, pesimisme bakal berganti dengan semangat, persaudaraan, dan keceriaan dan yang terjadi adalah berusaha semaksimal mungkin memberikan penampilan terbaik. Banyak nilai-nilai positif di dalamnya," ujarnya.

Whisnu mengatakan beban menangani olahraga apalagi menggelar turnamen berkelas nasional cukup berat. Hal ini karena harus menyatukan antara harapan dan kemampuan dalam sebuah tim, dalam sebuah sistem.

Sementara yang disatukan bukan hanya dalam lingkup tim, tapi para pecinta olahraga bersangkutan. Ia mencontohkan bagaimana harus menyatukan pemahaman antara tim, manajer, dan ratusan ribu suporter Persebaya Surabaya (Bonekmania) agar seirama.

"Alhamdulillah, selama ini sudah berjalan cukup baik, ada komunikasi yang intens antar-masing-masing lini. Suasana yang kondusif inilah yang sebenarnya berpengaruh besar terhadap kesuksesan sebuah gelaran turnamen maupun penampilan tim secara keseluruhan," ujarnya.

Untuk itu, Whisnu berpesan agar SIWO PWI Jatim sebagai tuan rumah berlajar meramu hal-hal semacam itu, apalagi masyarakat jurnalis banyak yang juga menjadi pagiat olahraga.

"Perbedaan pandangan pasti ada, tapi bukan untuk dipertentangan melainkan untuk didiskusikan agar bisa menemukan solusi terbaik, sehingga tim dan turnamen berjalan lancar beriringan," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019