Nicosia (ANTARA News) - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada Selasa (29/1) mengatakan ada lima negara yang menawarkan bantuan untuk membantu mengakhiri perselisihan soal perahu penyelamat yang mengangkut 47 migran di lepas pantai Sisilia.

Kapal The Sea Watch 3, yang dikelola kelompok kemanusiaan Jerman, telah menyelamatkan perahu karet di lepas pantai Libya lebih dari sepekan lalu. Tetapi Italia, yang telah menutup pelabuhan-pelabuhannya bagi kapal amal, menolak mereka merapat untuk mencari suaka.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih atas kebaikan negara-negara yang dalam beberapa jam lalu mengatakan akan membantu menyelesaikan bersama masalah ini," ujar Conte kepada wartawan di Nicosia, ibu kota Siprus.

Negara-negara yang ia sebut adalah Jerman, Prancis, Portugal, Malta dan Rumania.

Kejadian serupa pada waktu lampau berakhir dengan tawaran dari sejumlah negara Uni Eropa untuk masing-masing berbagi menerima para migran yang terdampar di perahu-perahu penyelamat.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, ketika berbicara berdampingan dengan Conte dalam pertemuan negara-negara Eropa selatan, menyerukan agar kapal tersebut merapat ke pelabuhan terdekat dan paling aman secepatnya, sedangkan para migran tersebut kemudian dibagi-bagi. Macron mengacu pelabuhan di Italia soal pelabuhan terdekat itu.

"Prancis selalu melakukannya dalam kerangka Eropa. Kami siap untuk itu dan saya ingin memperjelas masalah kapal ini pada malam ini, saya ingin agar masalah ini jelas bagi seluruh mitra Italia kita," katanya.

Meskipun demikian, dia mengatakan belum memberi perintah untuk membawa para migran untuk merapat di pantai Sisilia.

Dia mengatakan bahwa, untuk saat ini, pemerintahnya akan memastikan bahwa mereka mendapat perhatian di kapal.

Peristiwa ini merupakan kali kedua dalam satu bulan, bahwa Sewa Watch 3 yang berbendera Belanda, terlantar di laut dengan para migran yang diselamatkan namun tidak ada pelabuhan aman untuk merapat.

Persengketaan sebelumnya berakhir setelah 19 hari dengan para migran diizinkan mendarat di Malta berdasarkan kesepakatan di antara delapan negara Uni Eropa, termasuk Italia, yang kemudian membolehkan mereka masuk.

Italia selalu membolehkan kapal-kapal penyelamat untuk berlabuh hingga Juni tahun lalu saat pemerintah baru dari Liga Sayap-Kanan dan Gerakan 5 bintang yang antikemapanan mulai memimpin negara tersebut dan memerangi kedatangan para migran, sejalan dengan janji-janji pemilihan ketua Liga, Matteo Salvini.

Baca juga: 2.000 lebih migran diselamatkan secara dramatis di Laut Mediterania
Baca juga: Bagikan makanan, sukarelawan malah ditangkap


 
Sumber: Reuters
Penyunting: Maria Dian A

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019