Rejang Lebong (ANTARA News) - Manajemen PT PLN Rayon Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan pencurian arus listrik di wilayah ini sepanjang tahun 2018 lalu telah merugikan negara hingga ratusan juta rupiah.

Manajer PT PLN Rayon Curup Khaidir Nasir kepada sejumlah wartawan, di Rejang Lebong, Rabu (30/1), mengatakan pencurian arus listrik ini diketahui setelah tim penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) melakukan razia pada 15 kecamatan di Rejang Lebong.

"Tim P2TL menemukan ada 111 pelanggan yang melakukan aksi curang dengan melakukan pencurian arus listrik, seperti memperbesar daya listik, menyadap listrik maupun menjumper listrik," katanya lagi.

Pencurian arus listrik yang dilakukan 111 pelanggan ini ditemukan oleh tim P2TL PT PLN Rayon Curup, dan setelah dilakukan penghitungan jumlah listrik yang dicuri ini mencapai 224.794 kWh, dan jika per kWh dijual seharga Rp1.500, maka kerugian dialami berkisar Rp337,1 juta.

Tindakan pencurian listrik itu, menurut dia, merupakan perbuatan kriminal yang bisa dituntut secara hukum, namun pihaknya melakukan penyelesaian secara persuasif dengan mewajibkan pelaku pencurian listrik ini membayar denda.

Kalangan pelanggan "nakal" ini selanjutnya diwajibkan membayar denda dengan cara menyicil dalam kurun waktu setahun. Kebijakan yang mereka lakukan ini guna mengurangi kerugian negara, karena listrik yang dicuri ini dilakukan oleh pelanggan yang sebelumnya aliran listriknya telah dicabut.

Dia mengimbau, kalangan pelanggan listrik PLN di wilayah itu agar tidak melakukan pencurian arus listrik, karena selain bisa terkena sanksi hukum juga menyebabkan kebakaran.

Selain itu, kalangan pelanggan listrik ini juga diminta membayar rekening listrik tepat waktu dalam setiap bulan, sehingga tidak terkena sanksi pemutusan sambungan listrik.

Baca juga: Pencurian meteran listrik masih marak di Kalimantan Tengah

Baca juga: PLN keluhkan ribuan kasus pencurian listrik di Jateng

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019