Indonesia adalah salah satu radar investor global untuk jadi sasaran dana-dana masuk...
Jakarta (ANTARA News) - Kantor Staf Presiden (KSP) meyakini peluang penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan masih sangat terbuka, dari posisi perdagangan saat ini di Rp13.980 per dolar AS, karena tingginya kepercayaan pelaku pasar global terhadap fundamental ekonomi domestik.

Pada perdagangan di pasar spot, Kamis siang ini hingga pukul 13.00 WIB, rupiah menguat dan melewati batas psikologis baru di Rp13.984 per dolar AS, dari nilai pembukaan hari ini yang sebesar Rp14.040 per dolar AS.

"Ekspetasi bahwa kenaikan suku bunga Fed, Bank Sentral AS, akan lebih sabar membantu penguatan itu, ditambah Indonesia menjadi radar investor global," kata Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis KSP, Denni Puspa Purbasari, usai sebuah diskusi di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan sepanjang awal tahun investasi portofolio sudah terbukti kian deras, baik ke pasar obligasi dan juga saham. Hal itu juga tidak lepas dari menariknya profitabilitas di pasar saham, yang ditunjukkan dengan rasio pendapatan dari harga saham. Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2018 yang mencapai 12,9 persen (yoy) juga menopang kepercayaan investor asing.

"Indonesia adalah salah satu radar investor global untuk jadi sasaran dana-dana masuk, karena dilihat dari price earning ratio dan satunya lagi earning growth itu di Indonesia masih kompetitif. Jadi why not, kamu taruh uangnya lagi di Indonesia," ujar dia.

Selain dari domestik, pemicu penguatan rupiah adalah pernyataan bank sentral AS, Fed,  yang semakin menekankan bahwa kenaikan suku bunga acuan di negara Paman Sam tidak akan agresif. Mengutip pidato Gubernur Fed Jerome Powell pada Rabu (30/1), bank sentral AS mengatakan akan menggunakan pendekatan yang lebih "sabar" untuk kenaikan suku bunga.

Saat ini, suku bunga acuan  Fed atau Fed Funds Rate berada di kisaran 2,25 persen-2,5 persen.

Baca juga: Fed pertahankan suku bunga, sesuai ekspektasi pasar

"Maka itu saya perkirakan dana asing akan terus mengalir dan semakin memperkuat rupiah," ujar Denni.

Ia menjamin pemerintah akan menjaga iklim kondusif perekonomian domestik di tahun politik ini untuk memelihara kepercayaan pelaku pasar.

"Tapi yang pasti, ekonomi indonesia akan selalu diupayakan berjalan semakin baik, dan kinerja dunia usaha akan berbanding lurus dengan itu sehingga dana global akan mengalir masuk," ujar Denni.

Baca juga: Analis: Rupiah bakal terus menguat, asing masuk pasar obligasi

Baca juga: Dolar AS jatuh setelah Fed pertahankan suku bunga

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019