Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 2.300 keluarga peserta baru Program Keluarga Harapan (PKH) 2019 mayoritas merupakan korban bencana menurut data Kementerian Sosial.

"Ada penambahan peserta baru PKH, mayoritas korban bencana," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan keluarga penerima manfaat (KPM) baru PKH yang bantuannya sudah dicairkan adalah korban bencana gempa di Nusa Tenggara Barat.

Sementara peserta PKH yang menjadi korban bencana gempa bumi, likuefaksi dan tsunami di Sulawesi Tengah serta tsunami di Selat Sunda masih dalam proses pendataan.

"Prioritas kita mengganti kartu yang rusak atau hilang. Juga mendata KPM yang luka atau meninggal anggota keluarganya. Jika ibunya meninggal dialihkan ke ahli waris, itu sedang dalam pendataan," tambah dia.

Kementerian Sosial menargetkan PKH 2019 menjangkau 10 juta keluarga penerima manfaat seperti tahun 2018.

Namun tahun ini pemerintah menerapkan perubahan skema bantuan PKH, yang semula rata Rp1,89 juta/ KPM.

Tahun 2019, pemerintah memberikan bantuan tetap Rp550 ribu per tahun bagi setiap keluarga penerima bantuan PKH reguler, dan Rp1 juta per tahun bagi peserta PKH Akses, keluarga yang sulit terjangkau daerahnya.

Selain itu pemerintah akan memberikan bantuan tambahan bagi keluarga yang memiliki ibu hamil, anak sekolah, anggota lansia, dan penyandang disabilitas.

Rinciannya, bantuan tambahan untuk ibu hamil Rp2,4 juta, anak balita Rp2,4 juta, siswa SD Rp900 ribu, murid SMP Rp1,5 juta, murid SMA Rp2 juta, warga berusia 60 tahun lebih Rp2,4 juta, dan Rp2,4 juta bagi penyandang disabilitas.

Pemerintah membatasi pemberian dana tambahan bagi maksimal empat orang per keluarga.

Baca juga:
Mensos akan tingkatkan lagi dana PKH pada 2020
600 ribu lebih peserta PKH telah sejahtera

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019