Kupang (ANTARA News) - Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula mengatakan sudah lima warganya yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang kini melanda  wilayah paling barat Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

 "Sampai saat ini sudah lima orang meninggal akibat DBD di daerah kami, semoga tidak bertambah," kata Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Jumat.

 Jumlah kasus yang DBD di daerahnya yang tercatat khususnya pada Januari 2019 mencapai lebih dari 290 kasus.

 Ia mengatakan, korban yang meninggal dunia tersebut terhitung sejak serangan penyakit DBD di daerah ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) memasuki musim hujan tahun 2018 hingga Januari 2019.

 Menurutnya, kasus DBD di daerahnya relatif masih banyak meskipun angkanya fluktuatif karena kadang terjadi kenaikan dan  kadang penurunan kasus.

"Sampai sekarang kami masih KLB karena penurunan kasus belum stabil," katanya.

 Agustinus Ch Dula mengatakan, pemerintah terus melakukan upaya penanganan dengan berkonsentrasi pada kebersihan lingkungan.

"Pembersihan kami lakukan setiap hari, di jalan-jalan, kali, dan lingkungan yang ada genangan air, kemudian drainase juga diperbaiki," katanya.

 Ia mengatakan, selain itu, pemerintahannya juga mendapat bantuan dari provinsi maupun pusat berupa obat malathion untuk pengasapan (fogging) dan obat abate.

 Pihaknya juga telah mengalokasikan dana APBD kabupaten sebesar Rp1,9 miliar untuk siaga bencana termasuk bencana non-alam seperti penyakit DBD.

"Kami juga bentuk satgas penanganan DBD yang melibatkan semua unsur hingga tingkat RT-RW maupun lintas instansi," katanya.

Ia berharap upaya-upaya penanganan yang dilakukan bisa mencegah munculnya wabah mengingat daerahnya merupakan destinasi wisata unggulan yang sudah mendunia dengan adanya Taman Nasional Komodo.

Baca juga: Puskesmas di Kupang buka Posko KLB DBD
Baca juga: 13 warga NTT meninggal akibat terserang DBD

 
 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019