Jakarta (ANTARA News) – Seiring perkembangan pesat platform digital yang makin luas dan kompleks, tantangan di masa depan juga makin beragam. Kebangkitan platform digital telah mendisrupsi tatanan kehidupan dengan mengkonfigurasi ulang penciptaan sumber daya baru dengan skala yang lebih efisien serta berbasis data untuk membentuk lingkaran umpan balik dalam komunitas.

Model bisnis dari platform digital yang menggunakan teknologi untuk menghubungkan orang, organisasi, dan sumber daya dalam ekosistem interaktif, di mana jumlah nilai yang luar biasa dapat dibuat dan dipertukarkan. Teknologi inti yang digunakan platform digital juga makin meluas seperti mobile, QR code, biometrik, hingga digital workplace dan intelligence data analytics.

Kondisi tersebut memicu tantangan di masa depan dalam hal kompleksitas jaringan, inovasi bisnis, pengelolaan konektivitas secara efisien, hingga cyber security. Karena itu, dibutuhkan solusi terdepan guna menjawab tantangan masa depan seiring dinamika bisnis yang menuntut kecepatan, kelincahan, dan efisiensi.

“Infrastruktur utama dari platform digital terletak dalam teknologi cloud. Dewasa ini banyak korporasi mengadopsi teknologi cloud baru yakni SD-WAN (hybrid cloud) yang menawarkan fleksibilitas, latensi lebih unggul, dan lebih aman,” ujar Chief of Product & Service Officer Telkomtelstra Agus F. Abdillah di Jakarta, Kamis.

Agus menjelaskan, hybrid cloud dapat menjawab tantangan masa depan terkait business intelligence analytics yang didukung dengan keamanan data. Di sektor retail misalnya, tantangan masa depan dapat berupa membangun advanced big data analytics serta bagaimana mengamankan data di data center lokal yang mampu digabungkan dengan data lain secara global. Di sisi lain, sektor retail juga menghadapi tantangan masa depan yakni pemanfaatan jumlah pelanggan yang menggunakan telpon seluler untuk berinteraksi dengan merek serta mengintegrasikan dengan automated customer service.

Solusi tantangan masa depan di sector retail antara lain modernisasi data gudang dengan advanced big data analytics serta analisis instan terhadap sentimen sosial dan umpan balik pelanggan. Kemudian, mengamankan hasil business intelligence analytics yang sensitive di data center lokal.

Menyadari hal itu, Telkomtelstra menawarkan solusi pengelolaan cloud menjadi satu sistem terintegrasi dengan nama hybrid cloud system. Bekerjasama dengan Microsoft, sistem hybrid cloud ini memungkinkan data yang diklasifikasi strategis dan sensitif tetap tersimpan di data center Telkomtelstra di Indonesia, namun bisa diakses dengan Microsoft Azure publik secara global. Telkomtelstra menghubungkan Microsoft Azure dengan private connection sehingga keamanan datanya lebih terjamin.

Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto menjelaskan, di masa depan, peran data akan menjadi sentral dan fundamental. Bukan hanya bagi platform digital, data akan menjadi aset terbesar bagi industri dan bangsa ini. Dan seluruh data tersebut akan terhubung dengan cloud computing.

“Kami ingin mengkampanyekan bahwa cloud computing merupakan sentral dari revolusi industri 4.0 karena jika kita melihat perkembangan teknologi dalam revolusi industri 4.0, semua akan terhubung dengan cloud computing,” ujarnya.

Menurut dia, Internet of Things (IoT) akan mengirimkan data ke cloud, artificial intelligence dan big data analytics merupakan jasa yang terhubung dengan cloud. “Ini merupakan kampanye penting karena jika kita berbicara industri 4.0 kita akan bicara cloud computing karena cloud merupakan aspek fundamental dalam perjalanan revolusi industri 4.0,” ucapnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019