Jakarta (ANTARA News) - Apa perbedaan mendasar antara Jose Mourinho dengan Ole Gunnar Solskjaer manakala membesut Manchester United, utamanya dalam sorotan drama kepemimpinan?

Solskjaer membawa segala hal yang positif, sementara Mourinho memberi hal yang serba negatif, ketika memimpin penggawa skuad berjuluk Setan Merah. 

Ketika melakoni peran sebagai pemimpin, pelatih asal Norwegia itu menyunggingkan senyum, sementara juru taktik asal Portugal itu justru mengobarkan dan melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Ruang ganti kubu Old Trafford disinari kerendahan hati di bawah arahan Solskjaer, sedangkan Mourinho memicu dan mencetuskan suasana gaduh di ruang ganti pemain.

Mourinho tidak jarang mencak-mencak di hadapan media massa dengan melontarkan pernyataan-pernyataan pedas mengenai perilaku para pemainnya di lapangan.

Mourinho yang diberi kepercayaan memimpin sebuah klub berkelas dunia justru terkesan "memusuhi pers". Ia pernah mempertanyakan hasil keputusan dari manajemen puncak Manchester United.

Mourinho yang menyebut dirinya sebagai the Special One menunjukkan perilaku tidak profesional dengan menendang botol minuman karena didenda karena berperilaku kurang terpuji saat laga berlangsung.

Sikap-sikap Mourinho demikian negatif, meski BBC memproklamasikan dia sebagai "manajer di era digital".

Baca juga: Mathias Pogba tuding Mourinho biang kerok di Manchester United

Baca juga: Jose Mourinho dipecat


Semuanya berubah, suasana ruang ganti Manchester United demikian semringah ketika Solskjaer masuk dan memberi arahan kepada penggawa kubu Old Trafford.

Solskjaer, meminjam istilah bahasa Jawa, "ngewongke", memperlakukan sesama manusia sebagai mana layaknya manusia. Bermodal senyum, pelatih sementara Manchester United itu menyapa setiap anak asuhannya.

Baca juga: Solskjaer memotivasi Marcus Rashford

Senyum merupakan senjata ampuh mencairkan kebekuan dan kemacetan dalam roda organisasi. Dengan melontarkan senyum, suasana keruh diharapkan bening kembali agar didapat solusi cespleng.

Selain senyum, Solskjaer menciptakan atmosfer positif saat tim berlatih bersama. Para pemain diharapkan rileks, dengan begitu tertanam rasa saling percaya, dan terjalin kerjasama antara tim yang kompak.

Baca juga: Ole Gunnar Solskjaer: Empat besar bukan target Manchester United

Sebagaimana dikutip dari laman Forbes, kepemimpinan Solskjaer mengandalkan transparansi dan mengajak semua pihak terlibat secara proaktif. 

Sebaliknya gaya kepemimpinan Mourinho memicu dan memacu sikap apatis anak buah di lapangan, yang berujung kepada hasil yang jauh dari memuaskan.

Bersikaplah terbuka, dan jangan lupa tersenyum.

Baca juga: Rangkaian kemenangan Solskjaer berakhir, MU ditahan Burnley 2-2

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019